School Lunch Program, Cara Ajinomoto Bantu Atasi Masalah Gizi di Indonesia

By Shinta Dwi Ayu, Kamis, 30 Juni 2022 | 19:50 WIB
Para narasumber di webinar School Lunch Prorgam yang diadakan oleh PT Ajinomoto. (Tangkapan Layar Zoom/ Nakita.id)

Nakita.id – PT AJINOMOTO INDONESIA (Ajinomoto) telah melakukan berbagai cara mengatasi masalah gizi di Indonesia.

Cara mengatasi masalah gizi di Indonesia memang bukan perkara yang mudah untuk dilakukan.

Baik pemerintah, maupun para ahli terus memikirkan cara mengatasi masalah gizi dengan baik hingga sampai saat ini.

Karena kekurangan gizi atau malnutrisi masih menjadi masalah yang besar di Indonesia.

Masalah gizi di Indonesia bukan hanya perkara kekurangan gizi atau stunting saja.

Melainkan anak yang kelebihan berat badan ataupun obesitas juga merupakan masalah gizi yang ada di Indonesia.

Kekurangan gizi tentu saja harus segera diatasi, karena jika tidak akan datangkan dampak buruk untuk anak dan remaja.

Dampak buruk kekurangan gizi bisa mengganggu produktivitas anak dan remaja.

Salah satu gejala kekurangan gizi pada anak yang gampang dikenali adalah anak mudah mengantuk.

Baca Juga: Demi Mengurangi Penggunaan Plastik di Indonesia, Ajinomoto Kini Tersedia dalam Kemasan Kertas

Anak yang mudah mengantuk tentu saja akan tidak fokus dan sulit menerima pelajaran di sekolahnya.  

Ajinomoto sebagai perusahaan makanan yang peduli dengan masalah kekurangan gizi di Indonesia telah mengadakan School Lunch Program.  

School Lunch Program (LSP) adalah program makan siang yang bertujuan untuk meningkatkan sikap, praktik, terkait dengan PGS (Pemenuhan Gizi Seimbang) dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) melalui pendidikan gizi dan peningkatan kualitas makan siang bagi para siswa.

Dalam melaksanakan program ini, Ajinomoto berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Pada tahun pertama diadakannya program ini, Ajinomoto dan IPB sepakat untuk memilih 6 pondok pesantren sebagai tempatnya.

Enam pondok pesantren yang menjadi sasaran dari School Lunch Program ini diantaranya adalah, Pondok Pesantren Nurhasanat di Karawang, Pondok Pesantren Daarul Uluum PUI Majalengka, Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok, Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Kota Banjar, Pondok Pesantren Al Khusyu Blitar, dan Pondok Pesantren As Shiddieq Pacitan.

Alasan Ajinomoto dan IPB memilih pondok pesantren sebagai tempat diadakannya program ini adalah karena pesantren belakangan ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, tapi dari pangan dan gizi justru kurang diperhatikan.

IPB dan Ajinomoto pun akhirnya melakukan pendekatan holistik ke beberapa pesantren tersebut guna mengatasi kekurangan gizi yang terjadi.

“Kita melakukan pendekatan holistik untuk mengatasi kekurangan gizi. Kemudian pravelensinya menunjukkan 42,6% santri justru mengalami anemia,” tutur Dr. Rimbawan dari Departemen Gizi Masyarakat IPB dalam acara Webinar School Lunch Program yang diadakan oleh Ajinomoto berkolaborasi dengan Nakita, Jumat (24/6/2022).  

Baca Juga: Bisa Bikin Lebih Panjang Umur, Manfaat Diet Garam Ternyata Ampuh Lindungi Tubuh dari Penyakit Mematikan Ini

Dr. Rimbawan juga menyampaikan, dari pendekatan holistik tersebut terlihat bahwa kualitas dari menu yang disajikan di pesantren pun masih cukup rendah.

Kemudian, pemberian buah dan sayur juga masih sangat kurang di pesantren.  

Membantu mengatasi masalah tersebut, IPB dan Ajinomoto menyelenggarakan School Lunch Program untuk membantu mengatasi masalah gizi di Indonesia terutama di pondok pesantren.

Melalui program ini, para ustadz dan ustadzah diberikan edukasi tentang pendidikan pemenuhan gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat supaya bisa disampaikan lagi ke para santri di pondok pesantren.

Tahun ini, SLP akan menyasar 12 pondok pesantren. Bagi pondok pesantren yang mau mengikuti program ini, dapat melakukan pendaftaran di: https://tinyurl.com/PendaftaranPendampinganSLP

Para tenaga pengajar di pesantren pun akan diberikan modul yang berjudul ‘Edukasi Gizi di Pesantren’.

Tujuan diberikannya modul ini adalah untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai gizi dan kesehatan remaja untuk para tenaga pengajar supaya bisa memberikan edukasi kepada santri di pesantren.

“Dengan pengetahuan dasar mengenai gizi dan kesehatan remaja, para tenaga pengajar bisa memberikan edukasi tentang gizi di pesantren,” ucap Purnawati Hustina Rachman dari Departemen Gizi Masyarakat IPB.

Kemudian dua modul lainnya yang berjudul ‘Program Penyediaan Makan Siang Bergizi Seimbang di Pesantren’ dan ‘Buku Menu School Lunch Program’ diperuntukkan untuk pengelola dapur di pesantren.

Baca Juga: Ini Dia Peran Penting Asam Amino dalam Kesehatan, Simak Terobosan Terbaru!

“Membekali pengelola pesantren untuk merencanakan dan menyediakan makanan bergizi seimbang,” sambung Purwanti.  

Di modul yang berjudul ‘Buku Menu School Lunch Program’ terdapat 50 menu yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk juru masak di pesantren supaya makanannya selalu berkualitas dan bergizi.

Di dalam buku tersebut juga terdapat kisaran biaya, sehingga pengelola pesantren tetap bisa menyajikan makanan yang enak dan sehat untuk santri namun budget-nya tetap minim.

Bagi yang ingin mendapatkan modul School Lunch Program dapat mengisi link: https://tinyurl.com/PendaftaranModulSLP

Kebanyakan orang berpikir bahwa makanan yang bergizi dan sehat tentu saja rasanya kurang enak.

Karena makanan yang bergizi cenderung rendah garam, Moms. Ajinomoto sebagai produsen berbagai merek penyedap pun tengah menggaungkan kampanye Bijak Garam.

“Kampanye Bijak Garam merupakan bentuk kontribusi Ajinomoto untuk mengurangi penyakit akibat konsumsi garam yang berlebih,” ungkap Darma Suhandi selaku Product Marketing Manager Horeka Dept PT AJINOMOTO INDONESIA.

Seperti kita ketahui, makanan yang mengandung garam berlebih bisa mendatangkan penyakit seperti hipertensi.

Hipertensi sendiri bisa membuat tubuh mengalami penyakit stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal.

Baca Juga: Peringati Hari Gizi Nasional 2022, PT Ajinomoto Indonesia Ajak Masyarakat Cegah Obesitas Lewat Kampanye #BijakGaram

Tapi ketika mengurangi penggunaan garam pada saat memasak tentu saja bisa membuat makanan menjadi kurang lezat.

Ajinomoto mengeluarkan produk bernama Ajinomoto Plus yang bisa dijadikan sebagai solusi makanan tetap lezat meski penggunaan garamnya dikurangi.

Kadar natrium pada produk Ajinomoto Plus ini sebesar 12,7% lebih kecil daripada garam.

Produk ini pun memiliki karakteristik diantaranya, 4x lebih gurih, lebih hemat karena penggunaannya hanya perlu ¼ dari MSG biasa, bertahan lama, menjaga karakter bumbu segar, dan mudah larut.

Pengurangan garam hingga 30% kemudian digantikan dengan Ajinomoto Plus bisa menurunkan kadar natrium dalam tubuh hingga 20% Moms.

Maka dari itu, Ajinomoto Plus ini bisa dijadikan sebagai pengganti garam dan membuat makanan tetap enak serta umami.

Jika Moms lebih bijak menggunakan garam ketika memasak, tentu saja bisa membuat tubuh menjadi lebih sehat.  

Sehingga Moms bisa terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya yang sudah dibahas di atas.

Nah, produk Ajinomoto Plus ini juga sudah bisa Moms dapatkan di pasaran dengan mudah.

Baca Juga: Peringati Hari Kesehatan Nasional, PT AJINOMOTO INDONESIA Berikan Edukasi Pentingnya Makanan Lezat dan Sehat dengan Bumbu Umami