Penting Diperhatikan, Risiko Hipertensi Saat Hamil Bagi Ibu dan Kondisi Janin

By Ruby Rachmadina, Sabtu, 18 Maret 2023 | 13:15 WIB
Risiko hipertensi saat hamil bagi ibu dan janin di dalam kandungan. (Nakita.id/Ruby)

Nakita.idHipertensi berisiko pada semua orang, tak terkecuali ibu hamil.

Moms yang sedang mengandung termasuk ke dalam kelompok individu yang rentan mengalami hipertensi.

Moms bisa dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

Umumnya, hipertensi kehamilan terjadi ketika usia kandungan memasuki 20 minggu.

Tekanan darah yang tidak terkontrol tentu sangat berbahaya pada ibu dan juga janin di dalam kandungan.

Moms perlu tahu, jika ada beberapa risiko hipertensi saat hamil bagi ibu dan kondisi janin.

Risiko Hipertensi Saat Hamil

Dilansir dari berbagai sumber berikut bahaya hipertensi saat Moms sedang hamil.

Menghambat Perkembangan Janin

Tekanan darah yang terus melonjak dapat menghambat perkembangan janin di dalam kandungan.

Semakin tinggi tekanan darah, maka semakin lama durasinya.

Sehingga risiko komplikasi pada janin pun akan semakin tinggi.

Aliran Darah ke Plasenta Menurun

Hipertensi juga bisa memicu aliran darah ke plasenta menurun, sehingga plasenta tidak mendapat cukup darah.

Baca Juga: 5 Cara Menurunkan Tensi Ibu Hamil, Aman Bagi Moms dan Juga Janin di Dalam Kandungan

Akibatnya janin di dalam kandungan Moms hanya akan menerima sedikit oksigen dan juga nutrisi selama kehamilan.

Apabila ini dibiarkan begitu saja, tentu akan mengakibatkan perkembangan janin terganggu, berat bayi lahir rendah, dan bosa menyebabkan kelahiran prematur.

Tentu saja Moms sudah tahu dampak bahaya yang ditimbulkan jika bayi lahir dalam keadaan prematur.

Bayi lahir prematur berisiko mengalami gangguan pernapasan, serta meningkatnya risiko infeksi, serta terjadi komplikasi lainnya yang berbahaya.

Plasenta Terlepas

Apakah Moms tahu abrupsio plasenta? kondisi ini ditunjukkan ketika terlepasnya plasenta sebelum waktu persalinan.

Ketika plasenta terlepas dari dinding rahim, tentu ini tidak bisa menempel kembali.

Akibatnya, bayi di dalam kandungan akan kekurangan oksigen dan nutrisi penting untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Sedangkan untuk Moms, hipertensi menyebabkan kerusakan organ.

Bisa terjadi pada otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati serta penyakit kardiovaskular di lain hari.

Apabila Moms memiliki riwayat hipertensi dan sedang hamil, sangat penting untuk mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan.

Namun, dalam beberapa kondisi, hipertensi kerap berkembang tanpa gejala apa pun.

Baca Juga: Waspada Perempuan Berusia Lanjut Lebih Rentan Terkena Hipertensi! Ini Cara Mengontrol Tekanan Darah

Gejala Hipertensi Saat Hamil

Tetapi, ada beberapa gejala hipertensi pada ibu hamil yang bisa dikenali, seperti:

- Sakit kepala parah

- Perubahan penglihatan, penglihatan kabur atau sensitif terhadap cahaya

- Mual, muntah, jarang buang air kecil

- Penurunan kadar trombosit dalam darah dan gangguan fungsi hati

Kebanyakan kasus ibu hamil yang mengalami hipertensi bisa diatasi dengan konsumsi obat-obatan penurun tekanan darah.

Namun, untuk jenis obat hipertensi yang aman untuk dikonsumsi perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Obat hipertensi untuk ibu hamil perlu dikonsumsi sesuai resep dan anjuran dokter.

Cara Mencegah Hipertensi Saat Hamil

Moms juga bisa melakukan upaya pencegahan agar tidak mengalami hipertensi saat hamil dengan menjalani gaya hidup sehat berikut:

- Cek tekanan darah secara rutin dan berkala

- Menjaga berat badan ideal dan hindari gaya hidup kurang sehat yang bisa memicu tekanan darah saat hamil

Baca Juga: Tak Selalu Aman, Ini Cara Tepat Minum Obat Darah Tinggi Amlodipine Agar Tak Terdampak Bahayanya