Wujudkan Generasi Emas Bebas Stunting, Ini Menu PMT Pencegahan Stunting yang Berkualitas dan Menyehatkan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 20 November 2023 | 15:04 WIB
Tanggapan kader Posyandu dari Solo terkait PMT pencegahan stunting yang viral di Depok (Nakita/Adel)

Nakita.id - Belakangan ini, masyarakat dikagetkan dengan viralnya menu pencegahan stunting yang ada di Kota Depok.

Mengutip dari Kompas, fenomena pemberian menu pencegahan stunting melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok tengah menjadi sorotan usai viral di media sosial.

Dalam menu yang viral tersebut, hanya tersedia nasi, kuah sup yang berisi sawi dan tahu yang dibungkus wadah bening.

Dalam unggahan di akun Instagram @depok24jam disebutkan, menu makanan pencegahan stunting pada hari pertama hanya berupa nasi dan sayur sop, sedangkan menu hari kedua cuma dua bungkus otak-otak.

Hal ini tentu menjadi hal yang disoroti dan juga dibicarakan banyak pihak.

Menanggapi fenomena ini, Nakita.id meminta keterangan dari salah satu kader Posyandu dari Kelurahan Purwosari, Kota Solo, Yuliati Nur Aini, S.Ag.

Yuliati selaku Sekretaris Posyandu Anyelir 2, Kelurahan Purwosari, Solo mengaku prihatin dengan fenomena yang sedang viral tersebut.

Ia mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan pemberian menu stunting yang ada di Kota Depok, terlebih dana anggaran yang disediakan pemerintah sebenarnya cukup untuk memberikan menu PMT yang sesuai.

"Sangat memprihatinkan kalau seperti itu," ujar Yuliati saat diwawancara melalui pesan WhatsApp oleh Nakita pada Senin (20/11/2023).

"Saya tidak setuju dengan menu hanya nasi kuah sawi. Apalagi dengan dana anggaran dari pemerintah yang cukup," tuturnya.

Menurut Yuliati, menu tersebut tidak ada manfaatnya untuk mengatasi stunting.

Baca Juga: Berikut 3 Ide Variasi PMT Ibu Hamil yang Kaya Gizi, Coba Buat Yuk!

"Jelas itu tidak ada manfaat untuk mengatasi stunting yang mestinya bertahap," lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa peran kader menjadi garda terdepan untuk mengelola PMT yang bertujuan menurunkan angka stunting.

"Sebagai kader, seharusnya paling depan yang bisa mengelola PMT. Ini karena untuk penurunan stunting ada dana khusus, terutama untuk PMT balita stunting," lanjutnya.

Menurut Yuliati, menu PMT balita seharusnya fokus di menu Isi Piringku, sesuai anjuran Kementerian Kesehatan.

"Untuk PMT balita, lebih fokus di Isi Piringku, yaitu 1/3 karbohidrat, 1/3 protein, dan 1/3 sayur dan buah. Tapi kalau stunting, diperbanyak protein hewani," lanjutnya.

Yuliati menceritakan bahwa sebenarnya pemerintah melalui Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) telah mendukung dan memfasilitasi Program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting).

Di Kota Solo sendiri, program tersebut difasilitasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Ana, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Surakarta.

"Di Kota Solo, ada Program DASHAT Dapur Sehat Atasi Stunting lewat  DP3AP2KB. Di sana, kader-kader (Posyandu) masak-masak untuk yang stunting atau yang berisiko stunting," jelasnya.

Tak hanya itu, pemerintah juga biasanya memberikan bantuan lain untuk balita stunting dan juga yang berisiko stunting bahkan sampai lima kali dalam satu pekan.

Yuliati menyebutkan contoh menu PMT untuk pencegahan stunting yang biasa dibagikan.

"Banyak sekali program-program, seperti bantuan telur 1 kg setiap pekan, sampai lima kali pemberian. Ada juga dari pemerintah berupa ayam krakas atau hati ayam," tutupnya.

Baca Juga: Enak dan Bergizi, Berikut Ide Menu PMT Stunting yang Mudah Dibuat di Rumah