Viral Kasus Ayah Aniaya Balita 1 Tahun, Bagaimana Cara Lindungi Anak dari KDRT?

By Diah Puspita Ningrum, Rabu, 7 Agustus 2024 | 16:00 WIB
Cara lindungi anak dari KDRT (Freepik)

Nakita.id - Belum lama ini, viral sebuah kasus ayah kandung menganiaya balita 1 tahun karena kesal pada istrinya.

Seorang pria berinisial Sandi, seorang warga desa Massulo Walie, Kecamatan Mattiro Sompe, Pirang, Sulawesi Selatan melakukan KDRT pada anaknya sendiri.

Penganiayaan dilakukan Sandi kepada anak perempuannya yang masih berusia 1 tahun.

Hal ini dilakukan Sandi sebagai bentuk pelampiasan kekesalan terhadap sang istri.

Melansir dari Tribunnews, Sandi kesal lantaran sang istri pergi meninggalkan dirinya.

Saat melakukan penganiyaan, Sandi merekam aksinya untuk mengancam sang istri.

"Sandi, pelaku penganiayaan, meminta istrinya pulang setelah terjadi percekcokan dalam sambungan telepon."

"Pelaku kemudian menganiaya anaknya yang berumur 1 tahun sambil merekam aksinya."

"Rekaman tersebut kemudian dikirimkan ke istrinya sendiri," jelas Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Andi Reza Pahlawan.

Saat kejadian tersebut terjadi, istri Sandi sedang berada di rumah orang tuanya. Ia kemudian meminta bantuan keluarga di Pinrang untuk menyelamatkan sang anak.

Setelah menerima laporan dari keluarga istri Sandi, pihak kepolisian langsung bergerak.

 Baca Juga: BERITA POPULER: Viral Kasus Kekerasan Anak di Daycare Depok hingga Nama Bayi Laki-laki Lahir di Bulan Agustus 3 Kata Modern

Cara Melindungi Balita dari KDRT Orang Tua

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah masalah serius yang dapat menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan fisik dan mental anak-anak, terutama balita yang masih sangat rentan.

Melindungi balita dari KDRT memerlukan pendekatan yang komprehensif dan upaya kolaboratif dari keluarga, masyarakat, dan pihak berwenang.

Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi balita dari KDRT orang tua.

1. Edukasi dan Kesadaran

Edukasi Keluarga: Penting untuk memberikan edukasi kepada seluruh anggota keluarga tentang dampak negatif KDRT terhadap balita.

Orang tua perlu memahami bahwa kekerasan, baik fisik maupun emosional, dapat merusak perkembangan anak secara signifikan.

Kampanye Kesadaran: Masyarakat dan lembaga sosial harus aktif dalam menyelenggarakan kampanye kesadaran tentang KDRT.

Edukasi yang luas dapat membantu mengurangi stigma dan mendorong orang untuk melaporkan kasus KDRT.

2. Menciptakan Lingkungan Aman

Lingkungan Rumah yang Aman: Pastikan bahwa rumah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi balita.

Orang tua harus menghindari perilaku kekerasan di rumah dan menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Anak di Daycare Depok, Mirisnya Terduga Pelaku Seorang Influencer Parenting

Jaringan Dukungan: Bangun jaringan dukungan yang kuat dengan keluarga besar, teman, dan tetangga.

Jaringan ini dapat menjadi sumber bantuan dan tempat berlindung jika terjadi situasi KDRT.

3. Meningkatkan Komunikasi

Komunikasi Terbuka: Meskipun balita mungkin belum dapat mengekspresikan diri dengan kata-kata, mereka bisa menunjukkan tanda-tanda stres atau ketidaknyamanan.

Orang tua harus peka terhadap perubahan perilaku balita dan berusaha untuk memahami perasaan mereka.

Percakapan Reguler: Libatkan balita dalam percakapan sehari-hari.

Ini membantu membangun ikatan yang kuat dan membuat mereka merasa didengar dan dihargai.

4. Mendapatkan Bantuan Profesional

Konsultasi dengan Ahli: Jika ada tanda-tanda kekerasan atau trauma pada balita, segera konsultasikan dengan psikolog anak atau ahli lainnya.

Bantuan profesional sangat penting untuk mengatasi dampak psikologis dari KDRT.

Layanan Sosial: Manfaatkan layanan sosial yang tersedia untuk mendapatkan bantuan dan dukungan.

Baca Juga: Daycare Depok Aniaya Balita, Pemilik Diduga Influencer Inisial MI

Banyak organisasi menyediakan perlindungan dan bantuan untuk anak-anak yang menjadi korban KDRT.

5. Tindakan Hukum

Laporkan Kekerasan: Jika kalian mengetahui atau mencurigai adanya KDRT, segera laporkan ke pihak berwenang.

Melaporkan kekerasan adalah langkah penting untuk melindungi balita dari bahaya.

Perlindungan Hukum: Kenali undang-undang dan peraturan yang melindungi anak-anak dari KDRT. Pastikan kalian mengetahui hak-hak anak dan langkah-langkah hukum yang dapat diambil untuk melindungi mereka.

6. Pemberdayaan Orang Tua

Pelatihan Orang Tua: Orang tua harus diberikan pelatihan tentang pengasuhan positif dan cara mengelola emosi.

Pelatihan ini bisa membantu mereka mengatasi stres tanpa menggunakan kekerasan.

Dukungan Emosional: Berikan dukungan emosional kepada orang tua yang mungkin mengalami stres atau tekanan yang dapat memicu kekerasan.

Dukungan ini bisa berasal dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung.