Bagaimana Jika Ibu Menyusui Memiliki Kolesterol Tinggi dan Penanganannya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 23 September 2024 | 14:30 WIB
Ibu menyusui memiliki kolesterol tinggi dan pencegahannya (Freepik)

Nakita.id - Menyusui adalah fase penting bagi seorang ibu dalam memberikan nutrisi terbaik bagi bayinya.

Namun, beberapa ibu menyusui mungkin mengalami kondisi kesehatan tertentu, salah satunya adalah peningkatan kadar kolesterol.

Hal ini mungkin menimbulkan kekhawatiran, mengingat kolesterol tinggi sering dikaitkan dengan risiko penyakit jantung.

Lantas, apakah kolesterol tinggi saat menyusui berbahaya?

Apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya?

Berikut jawabannya, mengutip dari Healthline.

Apa Itu Kolesterol Tinggi?

Kolesterol adalah zat lemak yang penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi hormon, vitamin D, dan pembentukan membran sel.

Ada dua jenis kolesterol utama:

Low-Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, yang jika berlebihan dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan.

High-Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, yang membantu mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang dari tubuh.

Ketika kadar LDL dalam darah terlalu tinggi, ini bisa menimbulkan risiko masalah kesehatan seperti aterosklerosis, yang dapat memicu penyakit jantung dan stroke.

Baca Juga: Apakah Aman Menyusui Bayi Saat Hamil Trimester Pertama?

Penyebab Kolesterol Tinggi pada Ibu Menyusui

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kolesterol pada ibu menyusui.

Beberapa di antaranya adalah:

1. Perubahan Hormon

Pada masa menyusui, tubuh ibu mengalami perubahan hormon yang signifikan, terutama hormon prolaktin yang bertanggung jawab untuk produksi ASI.

Perubahan hormon ini juga dapat mempengaruhi metabolisme lemak dan kolesterol.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu menyusui cenderung mengalami peningkatan kadar lemak darah, termasuk kolesterol, karena tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk memproduksi ASI.

2. Meningkatnya Kebutuhan Nutrisi

Selama menyusui, ibu membutuhkan lebih banyak kalori dan lemak untuk menghasilkan ASI yang cukup bagi bayinya.

Hal ini menyebabkan metabolisme tubuh berubah, yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah.

Lemak sehat sangat penting untuk produksi ASI berkualitas, namun jika pola makan ibu tidak seimbang dan terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol jahat (LDL) bisa meningkat.

3. Faktor Genetik

Beberapa ibu mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk memiliki kolesterol tinggi.

Jika riwayat keluarga menunjukkan adanya masalah kolesterol, ibu menyusui juga bisa berisiko mengalami kondisi ini, meskipun mereka menjalani pola hidup yang sehat.

4. Kebiasaan Makan yang Tidak Sehat

Pola makan tinggi lemak jenuh dan makanan olahan selama kehamilan dan menyusui dapat memperburuk kadar kolesterol dalam darah.

Baca Juga: Demi Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Ini Nutrisi Makanan bagi Ibu Menyusui yang Mengalami Anemia, Apa Saja?

Makanan seperti daging merah berlemak, makanan cepat saji, dan produk olahan susu berlemak tinggi bisa menyebabkan peningkatan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.

Dampak Kolesterol Tinggi bagi Ibu Menyusui

Kolesterol tinggi saat menyusui tidak selalu berdampak langsung pada bayi, tetapi kondisi ini bisa mempengaruhi kesehatan jangka panjang sang ibu.

Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:

Peningkatan Risiko Penyakit Jantung: Kolesterol tinggi, terutama LDL, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke jika tidak diatasi dengan baik.

Aterosklerosis: Penumpukan kolesterol jahat dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis), yang membatasi aliran darah dan dapat memicu serangan jantung atau stroke.

Peradangan: Kolesterol tinggi juga bisa menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, yang berdampak buruk pada kesehatan ibu dalam jangka panjang.

Cara Mengatasi Kolesterol Tinggi pada Ibu Menyusui

Jika ibu menyusui mengalami kolesterol tinggi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol tanpa mempengaruhi produksi ASI atau kesehatan bayi:

1. Konsumsi Lemak Sehat

Mengganti lemak jenuh dengan lemak sehat adalah langkah penting.

Ibu menyusui sebaiknya mengonsumsi sumber lemak sehat seperti:

Ikan berlemak seperti salmon dan sarden, yang kaya akan asam lemak omega-3.

Alpukat, minyak zaitun, dan kacang-kacangan yang kaya akan lemak tak jenuh.

Baca Juga: Bedakah Menyusui Bayi Prematur? Ini Tips Aman untuk Ibu Menyusui

2. Meningkatkan Asupan Serat

Serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan mengeluarkannya dari tubuh.

Ibu menyusui dapat meningkatkan asupan serat dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

3. Tetap Aktif Secara Fisik

Olahraga ringan hingga sedang, seperti jalan kaki, yoga, atau berenang, dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL).

Olahraga juga penting untuk menjaga kesehatan jantung dan keseimbangan hormon selama menyusui.

4. Menghindari Makanan Olahan

Kurangi konsumsi makanan olahan, makanan cepat saji, dan camilan tinggi gula yang dapat memperburuk kadar kolesterol dalam darah.

Gantilah dengan makanan segar dan sehat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan protein tanpa lemak.

5. Konsultasi dengan Dokter

Jika kadar kolesterol sangat tinggi dan tidak bisa dikendalikan hanya dengan perubahan pola makan dan gaya hidup, konsultasikan kondisi ini dengan dokter.

Beberapa obat penurun kolesterol mungkin tidak aman digunakan selama menyusui, jadi penting untuk mendapatkan nasihat medis yang tepat.

Kesimpulan

Kolesterol tinggi pada ibu menyusui bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan hormon, kebutuhan nutrisi, dan pola makan yang kurang sehat.

Meskipun kondisi ini tidak langsung mempengaruhi bayi, penting bagi ibu untuk menjaga keseimbangan kolesterol demi kesehatan jangka panjangnya.

Dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan kontrol medis yang tepat, ibu menyusui dapat mengelola kadar kolesterol dengan baik tanpa mengorbankan produksi ASI atau kesehatan bayinya.

Baca Juga: Pentingnya Konsultasi ke Konselor Menyusui Jika Mengalami Kesulitan Menyusui