Kemendikbudristek Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran dengan Meningkatkan Literasi dan Numerasi

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 13 Oktober 2024 | 09:18 WIB
Kemendikbudristek gelar aksi nyata pemulihan belajar ()

Nakita.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan kegiatan Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran di Jakarta, pada 11-12 Oktober 2024, untuk mendorong percepatan pemulihan pembelajaran melalui penguatan literasi dan numerasi.

Kegiatan ini merupakan ruang apresiasi, berbagi inspirasi, serta gotong royong antar pemangku kepentingan dalam meningkatkan literasi dan numerasi untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang Cerdas dan Berkarakter.

Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Baharudin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud komitmen Kemendikbudristek dalam mendukung percepatan pemulihan pembelajaran di Indonesia.

Ia mengatakan, bahwa setelah melewati tantangan berat akibat pandemi, sektor pendidikan di Indonesia dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk menanggulangi learning loss yang dirasakan oleh jutaan murid di seluruh negeri.

“Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran bukan hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga menjadi ruang untuk berbagi inspirasi dan praktik baik dari seluruh penjuru tanah air. Melalui pameran, diskusi, dan sesi pemodelan pembelajaran, kita akan menyaksikan berbagai inisiatif dan inovasi yang telah berhasil diterapkan di sekolah-sekolah dan komunitas di masyarakat,” ujarnya saat membuka pameran di Komplek Kemendikbudristek, Jakarta, Jumat (11/10).

Lebih lanjut, Baharudin berharap kegiatan Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran dapat menjadi inspirasi untuk terus berinovasi dalam mendukung pemulihan pembelajaran melalui penguatan literasi dan numerasi di lingkungan pendidikan.

“Kegiatan ini kami buka seluas-luasnya untuk dapat dikunjungi dan dihadiri oleh masyarakat, dan beberapa mata acara kami siarkan secara langsung untuk memastikan keterjangkauan bagi masyarakat di mana saja, di seluruh pelosok Indonesia,” kata Baharudin.

Terdapat 3 aktivitas utama yang diselenggarakan dalam kegiatan ini, di antaranya Gelar Wicara, Pameran interaktif, serta Apresiasi Aksi Nyata Literasi dan Numerasi.

Dalam Pameran Literasi dan Numerasi, ada banyak hal menarik yang bisa disaksikan oleh pengunjung.

Mulai dari walking gallery yang memuat tentang perjalanan pemulihan pembelajaran di Indonesia, ruang konsultasi untuk menumbuhkan minat baca pada murid dan peningkatan kualitas pembelajaran, kelas pemodelan, pojok baca, dan pojok cerita.

Salah satu peserta Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran, Bonny Nazirina, mengungkapkan kebahagiaannya melihat walking gallery.

Baca Juga: Kabar Kemendikbud Hapuskan Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA, Apa Alasannya?

Ia mengatakan, informasi yang disampaikan di dalam walking gallery sangat detail, dan dapat menjadi referensi bagi banyak orang.

“Ini sangat membantu kami untuk mengakses informasi terkait perjalanan pemulihan pembelajaran di Indonesia,” kata mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka tersebut.

Rangkaian Gelar Wicara

Aksi nyata pemulihan pembelajaran oleh kemendikbudristek

Sesi Gelar Wicara merupakan salah satu agenda spesial yang dihadirkan dalam kegiatan Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran.

Gelar Wicara ini dirancang dengan menghadirkan para narasumber inspiratif di bidang pendidikan untuk berbagi praktik baik mengenai bagaimana ekosistem pendidikan bergotong royong bersama dalam mempercepat proses pemulihan pembelajaran di Indonesia.

Dalam Gelar Wicara Sesi 1, pembahasan tertuju pada upaya untuk menguatkan pondasi literasi dan numerasi sebagai upaya meluruskan kesalahpahaman praktik penerapan strategi literasi dan numerasi.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, mengatakan bahwa di Indonesia, literasi sering kali hanya dimaknai sebagai kemampuan membaca, dan numerasi dianggap sekadar keterampilan berhitung.

Padahal, lanjut Itje, literasi mencakup pemahaman teks dan konteks secara kritis, sedangkan numerasi melibatkan kemampuan untuk berpikir secara logis dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Sebagai penghubung utama antara Indonesia dan UNESCO, ucap Itje, KNIU memainkan peran penting dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam bidang pendidikan.

KNIU mengimplementasikan berbagai program yang mendukung literasi dan numerasi sebagai bagian dari SDGs 4.

“KNIU bekerja dengan intens dengan para pemangku kepentingan di bidang pendidikan di Indonesia dalam penyampaian capaian Indonesia ke UNESCO dalam berbagai survei dan laporan. KNIU juga berperan dalam kegiatan capacity building dalam bidang literasi,” terangnya.

Baca Juga: Dijamin Lolos Tes Penilaian Kesesuaian PPPK Guru 2022, Ini Link Daftar dari Kemendikbud Langsung

Itje mengatakan, bahwa kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti guru, kepala sekolah, dan orang tua sangat penting dalam meningkatkan literasi dan numerasi.

Kerja sama ini mencakup pengembangan komunitas belajar dan berbagi praktik yang baik, di mana pengalaman dan pengetahuan dapat saling dibagikan.

“Merdeka Belajar mendorong kolaborasi yang lebih luas dalam dunia pendidikan. Dengan adanya kolaborasi, literasi dan numerasi dapat diperkaya dengan perspektif dari berbagai pemangku kepentingan yang berbeda, sehingga mendorong terciptanya pembelajaran yang lebih menyeluruh dan kontekstual,” tegas Ketua Harian KNIU.

Pemulihan pembelajaran telah menjadi salah satu prioritas utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia pasca pandemi.

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran sehingga memperparah krisis pembelajaran.

Adapun manfaat dari kegiatan ini sebagai landasan terciptanya semangat gotong royong yang berkelanjutan antara seluruh pemangku kepentingan yang bersinergi dengan saling memberdayakan dalam upaya pemulihan pembelajaran.

Selain itu melalui kegiatan ini akan menjadi wadah untuk saling berbagi praktik baik atas aksi nyata dalam meningkatkan literasi dan numerasi.

Seluruh aksi nyata yang tercipta dapat dimanfaatkan dan direplikasi sebagai program yang berkelanjutan sebagai upaya pemulihan pembelajaran.

Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), telah mengambil langkah strategis dengan membentuk Project Management Office (PMO) PDM 10 Pemulihan Pembelajaran.

PMO ini bertujuan untuk memberikan intervensi khusus kepada satuan pendidikan yang memiliki capaian literasi dan numerasi di bawah kompetensi minimum berdasarkan hasil Asesmen Nasional.

Beberapa intervensi khusus yang dilakukan seperti penyediaan dan pendistribusian buku bacaan bermutu, pelatihan pemanfaatan buku bacaan bermutu, dan pendampingan mahasiswa Kampus Mengajar untuk upaya peningkatan literasi dan numerasi di satuan pendidikan.

Baca Juga: Cerminan Nilai Pancasila, Berikut adalah Ciri-ciri Pelajar Pancasila Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan