Jangan Abaikan, Stres Pada Anak Berisiko Alami Antisosial Saat Remaja!

By Fadhila Afifah, Senin, 18 Juni 2018 | 09:55 WIB
Anak sering stres berisiko alami antisosial saat remaja (iStockphoto)

Nakita.id - Moms, menumbuhkan anak dalam tekanan alias sering stres bisa memicu lebih kematangan otak lebih cepat lho.

Mungkin kita akan berpikir, 'Memangnya mengapa bisa kematangan otaknya tumbuh dengan cepat? bukannya baik?'

Betulkah itu sepenuhnya baik untuknya?

BACA JUGA: Rajin Bangun Pagi Bikin Panjang Umur dan Minimalkan Risiko Depresi!

Sebuah penelitian membuktikan bahwa anak yang hidup dalam tekanan bisa memicu sikap antisosial di masa remaja dan dewasa.

Studi tersebut dilakukan oleh peneliti dari Radboud University Nijmegen, Belanda, diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada 15 Juni.

BACA JUGA: BACA JUGA: Manfaat Kue Cokelat untuk Menurunkan Berat Badan, Begini Caranya!

Stres saat masa kanak-kanak menyebabkan pematangan di bagian tertentu otak lebih cepat selama masa remaja.

Sebanyak 129 peserta direkrut pada tahun 1998 untuk dipelajari selama dua dekade berikutnya.

Tim peneliti memeriksa sesi bermain dan interaksi mereka dengan orang tua dan teman.

Mereka juga menyediakan pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Dua jenis stresor - peristiwa kehidupan negatif dan pengaruh negatif dari lingkungan sosial - diperiksa dampaknya pada anak usia dini dan remaja.

Kedua kelompok usia yang diteliti yaitu 0-5 tahun dan 14-17 tahun.

BACA JUGA: Latihan Angkat Berat Demi Peran, Postur Berotot Iqbaal Ramadhan Bikin Histeris

Selama masa kanak-kanak, kejadian negatif seperti perceraian orang tua dan kondisi penyakit, berkaitan dengan pematangan lebih cepat bagian otak korteks prefrontal (bagian depan otak) dan amigdala (bagian otak yang mendeteksi rasa takut) selama masa remaja.

Di sisi lain, pengaruh negatif dari lingkungan sosial selama masa remaja (bullying) terkait dengan pematangan hippocampus (bagian otak untuk mengingat memori) yang lebih lambat dan bagian lain dari korteks prefrontal.

Bagian-bagian otak ini memainkan peran utama untuk mengatasi situasi sosial dan emosional.

Selanjutnya, daerah-daerah ini dikatakan sensitif terhadap stres.

BACA JUGA: Ingat Pengamen Cilik Tegar 'Aku yang Dulu Bukanlah yang Sekarang'? Begini Kondisinya Sekarang

"Sayangnya, dalam penelitian ini, kita tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa stres menyebabkan efek ini. Namun, berdasarkan penelitian pada hewan kita dapat berhipotesis bahwa mekanisme ini memang kausal," kata penulis Anna Tyborowska, Ph.D.

 

 

BACA JUGA: Jangan Salah Moms, Nyatanya, Mengubah Pola Makan dan Diet Itu Berbeda

Tyborowska lalu mengatakan bahwa otak kemudian menyesuaikan diri dengan lingkungan secara fleksibel. Dengan kata lain, otak menjadi 'matang' terlalu cepat.

Studi terbaru tampaknya konsisten dengan teori biologi evolusi, menurut tim peneliti yang termasuk Karin Roelofs, seorang profesor psikopatologi eksperimental di Radboud.

Mereka terkejut menemukan stres sosial tampaknya memperlambat pematangan selama masa remaja.

BACA JUGA: Mengatasi Kulit Kering dengan Madu, Mudah! Begini Caranya Moms

"Apa yang membuat ini menarik adalah efek stres yang lebih kuat pada otak juga meningkatkan risiko mengembangkan ciri kepribadian antisosial," tambah Tyborowska.

Anak yang mengalami stres biasanya juga mengalami perubahan perilaku.

Sebagian anak juga berdampak pada fisiknya seperti mengalami sakit perut dan pusing.

Lalu, apa yang harus Moms lakukan untuk mengurangi stres?

Menyiapkan makanan yang bergizi dan tidur cukup dapat membantu Si Kecil mengurangi stres.

BACA JUGA: Ini Potret Essam El-Hadary, Pemain Bola Tertua di Piala Dunia 2018

Selain itu, Moms perlu mengajaknya mengatakan apa yang ia rasakan sambil melakukan kegiatan yang ia suka.

Moms juga perlu menyiapkan waktu-waktu yang akan membuatnya stres seperti saat datang ke dokter.

Stres pada anak sebenarnya normal terjadi, namun Moms harus berada di sampingnya sebab Si Kecil belum memahami apa yang harus ia lakukan.