Mengenal Tradisi Minum Teh di Indonesia, Awalnya Hanya Dinikmati Bangsawan

By Soesanti Harini Hartono, Minggu, 15 Juli 2018 | 16:54 WIB
Budaya minum teh menggunakan teh wangi melati yang diseduh di dalam poci bersamaan dengan gula batu sebagai pemanis, setelah itu teh dituang ke gelas-gelas kecil. (Kompas)

# Patehan, Keraton Yogyakarta

Tradisi Patehan tidak bisa dilakukan oleh siapa saja, hanya boleh dilakukan oleh lingkungan keraton.

Nama “Patehan” itu sendiri diambil dari tempat tradisi ini dilakukan, yakni di Bangsal Patehan.

Prosesi tradisi ini dilakukan oleh 5 (lima) perempuan dan 5 (lima) pria yang berpakaian adat Jawa dalam meracik dan menyajikan teh lengkap dengan makanan ringan yang dikhususkan untuk raja, keluarga, dan tamu keraton.

BACA JUGA: Dua Jenis Rempah Ini Ampuh Kurangi Risiko Diabetes, Mudah dan Murah! # Nyahi di Betawi

Sajian teh ala Betawi ini dilakukan di pagi maupun sore hari.

Biasanya cenderung ringan alias tidak seberapa kental dengan citarasa yang mengarah ke tawar. Konon kata "Nyahi" sendiri berasal dari proses akulturasi pengaruh budaya Arab, dari kata "Syahi" yang artinya teh.

Ada pula yang mengatakan budaya ini diadaptasi dari budaya minum teh di Cina. Kegiatan Nyahi biasanya dilakukan bersama keluarga atau teman pada sore hari beberapa jam usai waktu makan siang.

Yang diminum adalah teh tubruk, yakni minuman dari daun teh kering yang langsung diseduh tanpa disaring, ditaruh dalam teko kaleng blibrik atau teko berbahan kuningan.