Awas! Stalking Pasangan di Media Sosial Dapat Berakibat Depresi dan Argumen Berujung Pembunuhan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 10 September 2018 | 07:40 WIB
ilustrasi pembunuhan (kolase nbc/nakita)

Ia tak sepandai didikan orangtua.

Dan bila pengguna akun medis sosial tak menemui kepuasan, bukan tak mungkin berbagai cara akan ia lakukan seperti teror dan juga ancaman.

Seperti yang terjadi pada bocah 13 tahun asal Blacksburg, di Amerika Serikat. 

Bocah sekecil itu telah mengerti dan memahami cara pemakaian serta cara meningkatkan eksistensi media sosial.

Ia ditemukan mati terbunuh karena kerap bermain media sosial.

Dalam kasus yang menimpa bocah ini, dikatakan bahwa kesalahan orangtualah yang menjadi pemicunya.

Orangtua membawa anak untuk familiar dengan dunia maya, anak tersebut berkomunikasi dan bertemu dengan salah satu orang yang dengan tega membunuhnya.

Pemakaian media sosial bagi bocah 13 tahun ini sudah hamper setara dengan pemakaian media sosial orangtuanya.

Ia mencari tahu banyak hal tentang dunia luar, ia berteman dengan banyak orang, mencari lagi pribadi yang menarik dan akhirnya bertemu dengan seseorang yang diduga kekasihnya kemudian terjadi pembunuhan.

Mata rantainya sangat jelas.

Gadis ini bertemu ajalnya atas dasar rasa keingintahuannya yang tinggi di media sosial.

Tentu kecanduan menjadi salah satu alasan mengapa kematian ini terjadi, meski banyak pranalar yang mengatakan bahwa media sosial bukan peran utama kematian bocah tersebut.