Satu Keluarga di Palembang Diduga Bunuh Diri, Begini Fenomena Bunuh Diri Keluarga Berbagai Negara yang Perlu Dijadikan Pelajaran

By Kirana Riyantika, Jumat, 26 Oktober 2018 | 07:30 WIB
Satu keluarga diduga bunuh diri, begini fenomena bunuh diri berbagai negara (Tribunsumsel.com/Tiara)

Sebuah studi 1987 tentang bunuh diri remaja oleh Centers for Disease Control menemukan bahwa 1 hingga 5 persen dari semua bunuh diri pemuda terjadi dalam kelompok.

Karena bunuh diri seorang teman atau teman sebaya sering menjadi pengalaman traumatis bagi remaja (banyak di antaranya dibiarkan bingung oleh kurangnya tanda peringatan), kematian seorang remaja dapat mempengaruhi remaja lain merasa ingin bunuh diri .

Pengaruh media, termasuk bunuh diri selebriti terkenal atau idola pribadi dapat memiliki pengaruh yang sama pada orang muda yang depresi (juga dikenal sebagai efek Werther).

Alasan sebenarnya mengapa kelompok-kelompok bunuh diri terjadi masih sulit dimengerti oleh para peneliti.

Banyak kasus bunuh diri yang terjadi dalam satu kelompok atau keluarga karena perasaan yang begitu dekat dan rasa sepenanggungan.

Dalam bunuh diri massal, beberapa orang melakukan bunuh diri bersama sebagai tanggapan untuk dipimpin oleh seorang pemimpin karismatik dengan keyakinan agama atau loyalitas yang kuat.

Peneliti hingga saat ini merasa sulit memetakan kemungkinan kelompok atau keluarga mana yang bunuh diri secara massal.

Sebab, rentang usia pelaku bunuh diri sangatlah random, mulai dari remaja sampai orang dewasa, selain itu banyak hal yang melandasi dilakukannya bunuh diri.

Satu hampir terjadi di setiap kasus bunuh diri adalah depresi akut. Mencegah bunuh diri dengan mengatasi depresi satu orang tentunya lebih mudah dibanding depresi yang dialami satu keluarga.

Lalu apa solusinya?

Baca Juga : Hotman Paris Sempat Somasi Putrinya Karena Sang Anak Lakukan Hal Ini

Solusi mencegah kasus bunuh diri satu keluarga atau kelompok