Nakita.id - Otak manusia adalah organ tubuh yang kompleks, didalamnya terdapat sel saraf yang saling terhubung satu sama lain.
Bilamana sambungan tersebut mengalami kerusakan, otak tak akan bisa melakukan kinerjanya dengan baik.
Hal itu akan membuat ukuran otak menyusut dan mengalami perubahan bentuk, atau disebut atrofi otak.
Jika dibiarkan, hal ini bisa mengakibatkan gangguan memori bahkan berujung demensia.
Umumnya, penyakit ini lumrah ditemui pada seseorang yang sudah berusia lanjut.
Memang, seiring bertambahnya usia volume otak akan mengecil disebabkan sebagian sel mulai mengalami kerusakan.
Namun, kebiasaan buruk juga bisa menyebabkan proses penyusutan otak terjadi lebih cepat.
Baca Juga : Viral Buah Pisang Disuntik Darah Penderita HIV, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya!
Apa saja? Melansir laman Healthmad, berikut ini ulasannya:
Melewatkan sarapan
Kendati penting agar tetap berenergi sepanjang hari, kebiasaan ini pasti pernah dilakukan setiap orang.
Penelitian menemukan, sekitar 31 juta warga Amerika melewatkan sarapan dengan beragam alasan seperti terlalu sibuk di pagi hari atau merasa tidak lapar.
Padahal, sarapan sangat penting untuk menjaga kadar gula darah agar otak mampu bekerja dengan optimal.
Melewatkan sarapan turut berdampak pada kesehatan otak, karena nutrisi terhambat.
Penelitian menunjukkan, anak sekolah yang sarapan akan mendapatkan hasil ujian yang lebih baik karena fungsi kognitif meningkat.
Mudah marah
Adakah Moms yang memiliki emosi yang mudah meledak?
Siapa sangka, kebiasaan ini bisa memicu penyusutan otak lebih cepat disebabkan pembuluh darah mengalami pengerasan.
Baca Juga : Wajib Tahu, Ini 8 Gejala Pembekuan Darah yang Sering Dianggap Sepele
Jika pengerasan itu terjadi di pembuluh darah otak, maka kemampuan otak akan menurun dan lama-kelamaan ukuran otak mengecil.
Merokok
Kendati mengandung racun, kebiasaan yang satu ini masih dianggap menyenangkan oleh banya orang.
Padahal, tak hanya merusak tubuh tetapi merokok juga berdampak signifikan terhadap kesehatan otak.
Beberapa jenis penyakit degeneratif atau penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan bisa dipercepat oleh racun-racun di dalam asap rokok.
Misalnya, alzheimer atau pikun di usia dini.
Konsumsi gula berlebihan
Saat melewatkan sarapan, tubuh akan kekurangan kadar gula sehingga berpengaruh terhadap kinerja otak.
Namun, terlalu banyak kandungan gula dalam darah efeknya juga tidak baik.
Hal itu akan memengaruhi pemyerapan protein, sehingga pertumbuhan otak terhambat.
Polusi udara
Untuk orang yang tinggal di kota besar, polusi memang sulit untuk dihindari.
Padahal, agar bisa bekerja dengan maksimal otak membutuhkan suplai oksigen yang cukup.
Polusi udara, utamanya gas karbon monoksida bisa membajak fungsi sel-sel darah merah dalam mendistribusikan oksigen sehingga fungsi otak mengalami gangguan.
Untuk menyiasatinya, Moms bisa menggunakan masker saat bepergian agar tak terlalu sering terpapar polusi.
Kurang istirahat
Normalnya, seseorang sebaiknya tidur selama 7-8 jam untuk mengumpulkan kembali energi.
Saat tidur, tak hanya tubuh namun otak juga akan beristirahat sejenak.
Dengan begitu, kualitas tidur juga amat berpengaruh terhadap fungsi otak.
Kurang tidur bisa membuat sel-sel otak lebih cepat mengalami kerusakan.
Tidur dengan kepala ditutupi bantal
Setiap orang memiliki posisi tidur favoritnya sendiri, termasuk tidur dengan kepala tertutup bantal.
Kebiasaan ini memang sering dilakukan, banyak orang menilainya sebagai hal yang dirasa nyaman.
Pdahal, menutupi kepala dengan banyal otomatis akan menghalangi pertukaran udara.
Ruangan untuk menampung oksigen akhirnya berkurang, sehingga tidak bisa didistribusikan dengan maksimal ke otak.
Berpikir keras saat tubuh sedang tidak sehat
Selain ketika tidur, otak juga perlu diistirahatkan saat tubuh sedang dalam kondisi sakit.
Memaksakan diri untuk berpikir keras saat sakit akan membuat otak bekerja makin tidak efisien dan akhirnya cepat rusak.
Terlalu pendiam
Siapa sangka Moms, jarang berinteraksi dengan orang sekitar ternyata berdampak terhadap kesehatan otak.
Percakapan yang cerdas dan berbobot sangat membantu perkembangan otak.
Jika otak jarang digunakan untuk berdiskusi dan saling bertukar pikiran, maka otak akan tumpul dan sel-sel di dalamnya tidak berkembang.
Kurangnya rangsangan otak
Ibarat pepatah, otak bisa dianalogikan sebagai pisau yang mana sebaiknya diasah secara rutin agar tidak mudah tumpul.
Untuk itu, lakukanlah beragam hal yang bisa menjaga kinerja otak tetap tajam.
Seperti rutin mempelajari hal baru, membaca buku, atau bermain game yang mengasah otak dan kreativitas.
Selain itu, melebur dalam lingkungan pergaulan yang berisi orang cerdas juga efektif menajamkan otak.
Hal itu akan membuat kita merasa tertantang dan mendorong otak berpikir lebih banyak dari sebelumnya.