Nakita.id – Memberikan nasihat kepada anak khususnya di usia 2 hingga 3 tahun memang sulit. Selain si kecil belum paham benar akan apa yang Ibu dan Ayah katakan, ia juga tengah memasuki fase baru yang menunjukkan otonomi diri: Ia kini sudah bisa berkata "tidak" dengan caranya sendiri dan tidak mau diatur-atur. Selain itu, kemampuan motorik yang melesat maju membuatnya tidak bisa diam. Sebagai jalan tengahnya, lakukan 4 langkah ini untuk mengubah anak batita yang tidak mau diatur menjadi kooperatif.
Baca juga: 5 Kesalahan Orangtua yang Membuat Anak Menjadi Tidak Disiplin
1. Berikan pilihan pada anak secara positif.
Jika anak belum paham benar akan apa yang Ibu katakan atau perintahkan, ada baiknya Ibu membantunya dengan memberikan pilihan. “Ibu bisa memberikan dua pilihan yang positif sehingga ia memilih sesuai dengan apa yang Ibu harapkan,” ujar Titi Sahidah Fitriana, M.Psi, dalam tabloid Nakita Edisi 847. Misalnya saat ia tak mau makan, cobalah untuk memberikan pilihan apakah ia mau makan bersama dengan Ayah atau Ibu. Atau coba sodorkan dua pilihan menu yang tentunya sehat untuk si kecil.
2. Jangan memberikan instruksi dengan nada emosional.
Memang sulit untuk tidak marah atau emosi saat menghadapi anak yang menolak diatur. Namun, teriakan atau amarah akan menyebabkan pesan kita tidak tersampaikan dengan jernih. “Ketika anak merasakan suasana hati orangtua yang negatif, ia akan fokus pada suasana hati atau emosi tersebut dan tidak mendengar apapun yang kita katakan,” ujar William Coleman, M.D., seorang profesor pediatri di University of North California. Jadi, Ibu harus tenang selama memberi instruksi pada anak. Jika telanjur marah, cobalah tenangkan diri. Setelah tenang, barulah berbicara pada anak dengan mata sejajar agar ia fokus pada apa yang kita katakan.
Baca juga: Kiat Membiasakan Rutinitas pada Anak Agar Patuh dan Disiplin
3. Sampaikan apa yang harus dilakukan dan dengan bahasa yang jelas.
Anak-anak masih sulit memahami kalimat yang sulit. Maka, penting bagi Ibu dan Ayah untuk memastikan menggunakan kalimat instruksi yang jelas. Untuk anak batita, sampaikan instruksi satu per satu. Jika ia belum bisa mengikuti, tak perlu membahasnya panjang lebar, sebab menurut Dr. Coleman, terlalu banyak bicara malah tidak efektif dan jadinya terlalu emosional. "Lebih baik, bicaralah dengan kalimat singkat dan frasa berulang. Gunakan ekspresi yang jelas untuk memberi tahu apa yang seharusnya mereka lakukan," ujarnya.
Baca juga: Ini Pola Asuh Tepat Agar Anak Disiplin
4. Menjadi contoh yang baik.
Jangan lupa, cara berpikir anak usia ini masih sangat konkret. Artinya, ia belajar dari apa yang ia lihat dan dengar di sekitarnya. Selain itu, ia juga mencontoh tingkah laku orang-orang di sekitarnya. Perkembangan ini justru menjadi tantangan bagi orangtua, karena Ibu dan Ayah harus memberikan contoh konkret bagaimana ia harus berbuat. Bermain peran di rumah misalnya dapat membantunya memahami apa yang harus ia lakukan jika bertemu dengan tugas-tugas dan masalah.
Dengan melakukan 4 langkah tadi saja, Ibu dan Ayah akan melihat perubahan sikap pada si batita yang menjadi lebih kooperatif. Ya, karena sesungguhnya mereka ingin dihargai dan dipahami sebagai sosok yang mulai mandiri.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR