Nakita.id – Bayi prematur tidak hanya berukuran lebih kecil daripada bayi pada umumnya, namun mereka juga dapat memiliki berbagai masalah fisik dan perkembangan.
BACA JUGA: Rayakan Ulang Tahun & Anniversary, Adel Dapat Banyak Hadiah Mewah
Bayi-bayi yang lahir prematur antara minggu 23 hingga 28, khususnya, memiliki risiko komplikasi tertinggi seperti cerebral palsy, ADHD.
Selain itu Si Kecil juga berisiko terkena Retinopati Prematuritas (ROP).
Ini adalah sebuah gangguan pada mata yang mengakibatkan pertumbuhan pembuluh darah selaput jala (retina) tidak sempurna.
Kejadian ini satu dari sekian banyak gangguan yang dihadapi bayi prematur.
Apa saja gangguan yang bisa terjadi pada bayi prematur?
Berikut penjelasannya:
BACA JUGA: Liburan ke Hong kong, Nana Mirdad dan Anak-Anak Buat Kue Keberuntungan
Gangguan Pendengaran
Risiko lainnya dari bayi prematur adalah, gangguan pada pendengaran, dalam hal ini telinga.
Gangguan pendengaran atau tuli sejak lahir akan menyebabkan gangguan perkembangan bicara, bahasa dan kognitif.
Bila gangguan pendengaran terlambat diketahui tentu hambatan yang dihadapi akan lebih besar.
Diagnosa gangguan pendengaran konginetal (bawaan) seringkali terlambat.
BACA JUGA: 4 Artis Bollywood ini Canggung Saat Dekat dengan Mantan, Mau Tahu?
Keterlambatan diagnosis pada tuli derajat sedang hingga berat dapat terjadi sampai usia 2, 5 tahun.
karena bayi dan anak tersebut mampu memberi reaksi yang serupa dengan bayi dan anak normal terhadap bunyi-bunyian yang keras, suara tawa dan babble .
Dampak gangguan pendengaran dapat dicegah atau dibatasi bila gangguan pendengaran dikenali sejak awal melalui program deteksi dini.
Karenanyalah rangsangan pendengaran penting pada masa 6 bulan pertama kehidupan, untuk menjamin perkembangan bicara dan berbahasa.
BACA JUGA: BACA JUGA: Agar Anak Tak Lagi Enggan Makan, Coba Trik Masak dari Chef Billy Ini!
Gangguan Pernapasan
Istilah medisnya adalah Respiratory Distress Syndrome (RDS), disebut juga sindrom gangguan pernapasan.
Gangguan ini terjadi karena paru-paru bayi belum matang, sehingga tidak bisa menghasilkan zat surfaktan dalam jumlah memadai.
Padahal surfaktan diperlukan paru-paru agar bisa bernapas bebas.
Sejak pengobatan dengan surfaktan diperkenalkan pada 1990, kematian akibat RDS telah berkurang sekitar setengahnya.
Gangguan Apnea
Bayi prematur kadang-kadang mengalami berhenti napas selama 20 detik atau lebih (apnea).
Kejadian ini biasanya disertai dengan denyut jantung yang lambat.
Jika bayi berhenti bernapas, perawat akan merangsang bayi untuk mulai bernapas dengan cara menepuk-nepuk atau menyentuh telapak kakinya.
BACA JUGA: [Reportase] Tips Memasak Cepat di Waktu Sempit Ala Chef Billy Kalangi
Gangguan Otak
Dalam bahasa medis dikenal dengan istilah Intraventricular Hemorrhage (IVH), disebut juga perdarahan intraventrikular alias pendarahan di otak yang terjadi pada bayi prematur, terutama yang lahir sebelum usia kandungan 32 minggu.
Pendarahan biasanya terjadi pada tiga hari pertama kehidupan dan umumnya didiagnosa dengan pemeriksaan USG.
Kebanyakan pendarahan otak yang terjadi ringan dan sembuh sendiri tanpa atau dengan sedikit efek samping lanjutan.
Tapi perdarahan yang parah dapat menyebabkan struktur ventrikel otak berkembang pesat terisi cairan, menyebabkan otak tertekan dan dapat menyebabkan kerusakan otak seperti cerebral palsy, gangguan belajar dan masalah perilaku.
BACA JUGA: Resep Jepang Kuno, Lakukan Ini Seminggu Sekali Moms Terlihat 10 Tahun Lebih Muda
Gangguan Hiperbilirubinemia
Bahasa awamnya adalah bayi kuning.
Hiperbilirubinemia terjadi karena kadar bilirubin terlalu tinggi, ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning (bayi kuning).
Bilirubin adalah pigmen kuning yang memang ada pada sel darah kita.
Hiperbilirubinemia lebih umum terjadi pada bayi prematur dibandingkan pada bayi lahir cukup bulan.
Tingkat bilirubin yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak sehingga bayi kuning harus dirawat dengan cepat sebelum bilirubin mencapai tingkat berbahaya.
BACA JUGA: Resep Jepang Kuno, Lakukan Ini Seminggu Sekali Moms Terlihat 10 Tahun Lebih Muda
Bayi kuning ditempatkan di bawah lampu biru khusus yang membantu tubuh menghilangkan bilirubin. Pada kasus yang parah, transfusi harus dilakukan untuk mengganti darah bayi dengan darah baru yang sehat.
Gangguan Retinopati Prematuritas (ROP)
ROP adalah pertumbuhan abnormal pembuluh darah di mata yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
Hal ini terjadi terutama pada bayi yang lahir sebelum 32 minggu kehamilan. ROP didiagnosis ketika bayi diperiksa oleh dokter mata.
Kebanyakan kasus yang ringan dan sembuh dengan sendirinya dengan sedikit atau tanpa kehilangan penglihatan. Dalam kasus yang lebih parah, dokter mata dapat mengobati pembuluh abnormal dengan laser atau dengan cryotherapy (pembekuan) untuk melindungi retina dan memertahankan penglihatan.
Gangguan Anemia
Dalam beberapa minggu pertama kehidupan, bayi tidak membuat banyak sel darah merah baru.
BACA JUGA: Liburan ke Hong kong, Nana Mirdad dan Anak-Anak Buat Kue Keberuntungan
Selain itu, sel darah merah bayi memiliki masa hidup yang lebih pendek daripada orang dewasa.
Hal tersebut menyebabkan banyak bayi prematur kekurangan jumlah sel darah merah yang diperlukan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Kondisi yang disebut anemia ini mudah didiagnosis dengan menggunakan tes hitung sel darah merah di laboratorium.
BACA JUGA: Makan 3 Pisang Sehari, Ini yang Terjadi pada Otak dan Jantung
Beberapa bayi prematur, terutama yang beratnya kurang dari 1.000 gram, membutuhkan transfusi sel darah merah.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR