Nakita.id - Moms mungkin sudah paham betul bahwa selain kemampuan kognitif, anak juga harus memiliki kemampuan sosial.
Kemampuan sosial inilah yang akan “dipakai” oleh anak dalam pergaulan sehari-harinya kelak.
Bayangkan jika anak tidak mempunyai kemampuan ini, mungkin anak bisa saja dianggap sebagai anak yang tidak memiliki sopan santun.
BACA JUGA: Fun At Home: Ini Cara Mengenalkan Batita Pada Anggota Keluarga
Lalu sejak kapan anak bisa diajarkan kemampuan sosial?
Moms, sejak anak usia setahun dapat diajarkan keterampilan sosial.
Kuncinya, berikan contoh langsung.
Lalu, bagaimana bentuk keterampilan sosial tersebut Moms?
1. Mengucapkan terima kasih
Misal, anak memberikan botol susu, mainan, guling atau apa pun pada orangtua, usahakan untuk selalu mengucapkan, "Oh, susunya untuk Mama Terima kasih, ya.”
Ucapkan terus pada saat-saat yang tepat, sehingga kata-kata ini akan menancap di benaknya.
BACA JUGA: Jangan Lupa, Selalu Ajarkan Anak Kata-Kata Sopan
Setelah anak terlihat mengerti, minta dia mengulanginya.
Umpama, menyodorkan mainannya, terimalah, dan ucapkan "terima kasih".
Kemudian kembalikan mainannya, sambil berkata, "Ini mainan Adek. Ayo, bilang terima kasih.”
Sesekali tahan dulu mainannya, jangan langsung diberikan sampai anak mengatakan 'terima kasih'.
Bila anak terlihat sudah menguasai kemampuan ini, pancing dengan pertanyaan. "Ayo, Adek sudah terima botol susunya terus bilang apa?"
BACA JUGA: Unggah Foto Ini, Kaki dan Tangan Laudya Cynthia Bella Jadi Sorotan! Ada Apa?
Jangan bosan untuk mengulanginya, karena ugas orangtualah untuk terus melatihnya.
Ajarkan juga kalau kata-kata ini tidak hanya mesti diucapkan saat anak menerima barang, tapi jasa yang diberikan juga orang lain kepadanya.
2. Minta tolong
Sejak dini biasakan mengucapkan, "tolong", atau ada "bolehkah" ketika meminta sesuatu.
Jadikan kata- kata tersebut sebagai kebiasaan bagi seluruh anggota keluarga.
Tentu kemampuannya tidak berkembang seketika.
Jadi, kalau sesekali ia masih lupa, wajar saja.
Untuk mengingatkannya, kita bisa menahan benda atau jasa yang diinginkannya sampai ia bisa memintanya dengan sopan.
BACA JUGA: Berawal dari Hobi, Bisnis Mantan Istri Hanung Bramantyo, Yanesthi Hardini Bikin Warganet Terkesima
Contoh, anak minta susu dengan tuk berteriak, kita bisa bilang, "Sebelum adek bilang minta susu dengan baik-baik, Mama tidak akan kasih."
Cara ini sekaligus memperkenalkan anak pada konsep reward and punishment.
Bila ia berhasil meminta sesuatu dengan sopan, maka reward nya adalah benda yang ia inginkan, begitu juga sebaliknya.
3. Berbagi
Saat kita memegang kue, contohkan dengan membagi kue itu menjadi dua, sepotong disuapkan kepadanya, dan sepotong lagi untuk kita.
BACA JUGA: Videonya Mengejutkan. Jelang Persalinan, Kinos Lakukan Hal Unik Pada Nycta Gina.
Saat bermain dengan teman-temannya pun kita bisa mengulang latihan ini.
Contoh, ada temannya yang mau meminjam mainan, ajarkan padanya untuk mau meminjamkan miliknya.
Setelah mainan tersebut dikembalikan tekankan padanya, "Tuh, mainan Adek kembali kan? Kalau kamu mau meminjamkan mainan, pasti punya banyak teman."
Kalau hal ini dilakukan terus-menerus, ini akan membuat anak belajar bahwa berbagi tidak akan mengurangi kenikmatannya.
Source | : | nakita |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR