Nakita.id - Masa kehamilan seharusnya bisa menjadi masa paling menyenangkan bagi seorang wanita.
Namun sayangnya beberapa wanita harus merasakan tantangan selama masa kehamilannya.
Misalnya, tantangan ketika ia tiba-tiba didagnosis terkena kanker ovarium.
BACA JUGA: Beberapa Fakta Menarik Tentang Bayi Yang Lahir di Bulan April Menurut Riset
Kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh pada ovarium dan indung telur wanita.
Risko kanker ovarium selama masa kehamilan memang cukup rendah, tetapi tetap saja mungkin terjadi.
Dilansir dari americanpregnancy.org, kanker ovarium yang ditemukan selama masa kehamilan biasanya bersifat tidak ganas.
Dengan kata lain, wanita yang didiagnosis terkena kanker ovarium saat hamil masih bisa mempertahankan kesehatan dan keselamatan janinnya.
Selain itu, kanker ini seringkali ditemukan pada trimester awal dibandingkan trimester akhir.
Sebab selama masa kehamilan biasanya wanita akan lebih sering memperhatikan kesehatan organ kewanitaannya.
BACA JUGA: Bisa Berbahaya! Segera Kenali Tanda-Tanda Janin Stres di Dalam Kandungan
Meski begitu, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter atau ahli jika memang benar-benar didiagnosis terkena kanker ovarium selama masa kehamilan.
Sebab penanganan dan perawatan kanker ovarium selama masa kehamilan seringkali sangat indivisual.
Moms wajib mengetahui beberapa fakta mengenai kanker ovarium selama masa kehamilan yang perlu diketahui.
BACA JUGA: Payudara Besar Lebih Berisiko Terkena Kanker Payudara, Benarkah?
- Sangat jarang menemukan tumor atau massa ovarium (pembesaran pada salah satu ovarium) selama masa kehamilan.
Satu studi memperkirakan bahwa hanya 2,4 - 5,7% saja kehamilan yang berisiko dengan massa ovarium.
- Jika tumor ditemukan, sangat jarang jika massa ovarium itu merupakan kanker yang ganas.
Masih dalam studi yang sama, setidaknya hanya 5% saja massa ovarium yang ditemukan selama masa kehamilan yang merupakan kanker yang ganas.
- Jika masa ovarium mengilang sebelum trimester kedua, pembedahan mungkin tidak disarankan.
Sebab massa ovarium bisa datang dan pergi.
BACA JUGA: Tak Hanya Enak, Keju Juga Dapat Jauhkan Penyakit Jantung dan Stroke
- Namun massa ovarium biasanya diambil untuk biopsi (diagnosis dan pementasan).
Sebelum operasi atau perawatan yang lebih serius, dokter butuh memastikan apakah massa ovarium itu benar-benar bersifat kanker.
Jadi, laparoskopi dan laparotomi akan digunakan untuk menghilangkan bagian dari massa ovarium untuk biopsi termasuk pula hislotogi.
Jika ada cairan pada massa ovarium maka ini dapat diambil dan dikirim untuk laporan sitologi.
Sejumlah langkah ini dapat menentukan apakah massa ovarium bersifat kanker atau tidak.
Serta melihat bagaimana tingkatakan dan stadium kanker tersebut jika benar-benar ditemukan.
BACA JUGA: Hati-hati, Ada Bahaya Serius Di Balik Lucunya Mainan Bebek Karet
- Tes X-rays dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) juga dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi massa ovarium.
CT-Scan diperut tidak disarankan selama masa kehamilan.
Sebab paparan sinar radiasi CT-Scan cukup tinggi dibandingkan dengan X-rays atau MRI.
- Kemoterapi hanya diberikan pada timester kedua atau ketiga.
Bahkan jika memungkinkan sebaiknya ditunda hingga proses persalinan.
Ada banyak penelitian yang menunjukan bahwa kemoterapi saat kehamilan dapat menyebabkan deformitas yang serius hingga 83,3% atau keguguran di trimester pertama.
Inilah sebabnya, pilihan kemoterapi sebaiknya ditunta setelah proses persalinan demi kesehatan ibu.
BACA JUGA: Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | american pregnancy |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR