* Beri mainan dorong. Troli belanja kecil atau pemotong rumput kecil yang kokoh, misalnya, akan memberikan si batita kontrol saat ia mencengkeram dan mendorong benda-benda tersebut.
Manfaat tambahan, benda-benda semacam itu akan memberinya topangan yang dia butuhkan saat berusaha menguatkan kedua kakinya, menyempurnakan keseimbangannya, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Carilah mainan yang kokoh yang dilengkapi gagang atau pegangan yang memberinya tempat bersandar, serta roda besar sehingga mainan itu tidak mudah terjungkal.
* Hindari penggunaan baby walker. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan baby walker bisa memperlambat perkembangan motorik anak dan menyebabkan masalah pada punggungnya.
Bahkan, yang lebih buruk lagi, baby walker bisa saja terbalik atau menggelinding jatuh dari tangga, yang bisa mengakibatkan batita mengalami cedera.
* Batasi waktunya saat bermain di stationary activity center. Ini adalah tempat bermain seperti kotak berpagar cukup luas di mana batita bisa mondar-mandir di dalamnya. Memang tidak berisiko membuat batita terjatuh atau terkena benda keras, tapi alat bermain itu juga tidak meningkatkan keterampilan berjalan si kecil, bahkan ketika dia berdiri dan bermain sekaligus.
Ingat, ia butuh mengembangkan otot dada dan lengannya agar bisa berjalan—dan bukan hanya otot kaki saja—jadi biarkan ia bermain di sana selama 30 menit, setelah itu angkat dia.
* Biarkan dia berjalan tanpa alas kaki. Ibu tidak perlu membeli banyak alas kaki untuk anak batita karena alas kaki terbaik baginya adalah tanpa alas kaki. Biarkan ia berjalan dengan bertelanjang kaki (atau, jika ingin, dengan menggunakan kaos kaki anti terpeleset), baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan yang permukaannya aman, sesering mungkin karena hal itu bisa membantunya membentuk otot di kaki dan pergelangan kakinya, membantu perkembangan lengkungan di telapaknya, dan melatih keseimbangan serta koordinasi tubuhnya.
Saat menjelajah di luar ruangan, Ibu bisa memberikan ia sepatu yang ringan dan fleksibel. Jangan gunakan sepatu yang tinggi atau sepatu sneakers yang menutupi bagian mata kakinya—terlalu banyak pelindung mata kaki bisa menyulitkan batita untuk berjalan karena gerakannya menjadi lebih terbatas.
* Pahami bahwa ia butuh waktu untuk berhenti dan waktu untuk mulai. Batita yang memilih untuk asyik dengan aktivitas perkembangan lainnya—seperti memanggil nama hewan peliharaan atau melahap makanan padat karena sekarang ia sudah bisa mengambilnya dengan menggunakan jempol dan telunjuknya—mungkin akan berhenti belajar berjalan selama beberapa minggu atau bahkan 1 bulan.
Baca juga: Kapan Anak Dikategorikan Terlambat Berjalan Lihat Kriterianya Di Sini
Atau bisa jadi si batita tengah menikmati merangkak ke sana kemari sehingga baginya berjalan sebaiknya dilakukan nanti saja. Lagipula, untuk apa berhenti merangkak guna mencoba melakukan sesuatu yang, baginya, tampak lebih lambat?
Batita lain yang tengah belajar berjalan bisa saja tiba-tiba kembali merangkak setelah mengalami jatuh yang parah atau menderita sakit. Jadi, biarkan si batita untuk menikmati waktunya sendiri sebelum memulai melangkah lagi.
Demikian sejumlah kiat mendorong batita melakukan langkah pertama yang layak untuk dicoba! (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR