Nakita.id - Sebaiknya Ibu tidak langsung mengonsumsi obat antibiotik saat kondisi kesehatan sedang turun selama kehamilan, terutama saat masih hamil muda. Sebab, tidak semua jenis antibiotik aman untuk ibu hamil.
Studi yang dimuat di Canadian Medical Association Journal menyebutkan, ada beberapa jenis antibiotik yang dapat membuat Ibu lebih berisiko mengalami keguguran spontan pada usia kehamilan di bawah 20 minggu.
"Beberapa antibiotik bisa dibilang cukup aman bila ditinjau dari risiko terhadap keguguran spontan, namun sebagian lain tidak," kata Anick Bérard, PhD, peneliti studi sekaligus profesor dari Fakultas Farmasi University of Montreal, Kanada. Faktor risiko ini berkaitan dengan cara kerja obat tersebut saat berada dalam tubuh kita.
Hasil penelitian Bérard memperlihatkan, sekitar 16% ibu hamil mengalami keguguran akibat konsumsi antibiotik di usia kehamilan dini. Jenis antibiotik azithromycin berkaitan dengan meningkatnya risiko keguguran hingga 65%, sementara clarithromycin dapat meningkatkan risiko keguguran hingga dua kali lipat. Selan itu, norfloxacin merupakan jenis antibiotik yang berkaitan dengan meningkatnya risiko keguguran hingga empat kali lipat.
Meski demikian, bukan berarti hasil studi ini menyarankan para ibu hamil untuk tidak mengonsumsi antibiotik saat terkena infeksi bakteri. "Infeksi saluran kemih adalah jenis infeksi yang paling sering dialami dalam kehamilan. Namun, keguguran akibat kasus seperti ini masih terbilang jarang," kata Bérard.
Untuk gangguan seperti ini, Bérard menyarankan pemberian antibiotik jenis nitrofurantoin. Sementara Dr. Errol Norwitz, Kepala Bagian Kebidanan dan Kandungan dari Tufts University School of Medicine, Boston menganjurkan pemberian penisilin. "Saat seorang ibu hamil terkena infeksi bakteri, pengobatan yang paling tepat adalah dengan memberikan antibiotik yang terbilang aman dan dengan dosis serendah dan seefektif mungkin," kata Norwitz.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR