Satu kelompok tikus diberikan obat salep Chlorampenicol yang banyak dijual di toko obat, sedang satu kelompok tikus lainnya diberikan pengobatan salep racikan yang mengandung lendir lele.
Lama penyalepan selama 15 hari. Setiap pagi dan sore luka pada tikus diolesi salep secara rutin. Bukan hanya pada pinggiran luka, tetapi juga langsung dioleskan pada luka infeksi.
Hasilnya? Salep modifikasi lendir lele memberikan efek penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan salep Chlorampenicol.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Penyebab Stretch Mark, Bisakah Diobati?
Terbukti bahwa lendir lele mampu melumpuhkan bakteri yang menginfeksi luka tersebut.
Tak hanya cepat sembuh, "Uji coba laboratorium menunjukkan bahwa bekas luka tidak pitak. Tapi tumbuh bulu seperti semula.
Artinya lendir lele ini bukan sekadar mampu menyembuhkan luka, tetapi mampu merangsang tumbuhnya jaringan kulit yang baru," tandas Dion.
Baca Juga : Berita Kesehatan: 6 Penyakit Ini Bakal Hilang Saat Konsumsi Gula Dikurangi
Dipilihnya bentuk salep daripada bentuk cair karena lebih gampang menempel pada lapisan kulit.
Hasilnya, kandungan obat tersebut tidak hanya menjangkau permukaan kulit tetapi jaringan kulit yang lebih dalam.
“Memang uji coba kami baru terbatas pada mamalia kecil, (namun) kami yakin kondisinya tidak akan berubah jika diterapkan pada mamalia besar termasuk manusia,” ujar Utami sambil menjelaskan penemuan mereka diberi nama Super Clariac Bio Mimicry Healing Agent (SCRIACBIOLINGENT).
Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, pihak UGM sedang mengupayakan sertifikat hak paten agar hasil penelitian ini tidak serta merta dicontek dan diproduksi secara massal tanpa sepengetahuan para penelitinya.
Baca Juga : Zack Lee Unggah Video Mencium Mesra Pipi Manohara Odelia, Pacaran?
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | intisari.id |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR