Berdasarkan hasil screening AMPs, pada konsentrasi 10% lendir lele selain mengandung protein sebesar 23,64 mg/ml juga mengandung antimikrobial peptide lectin, claricin, hepsidin, lizo zyme dan flavoenzyme.
Kandungan antimikrobial inilah yang menjadi “pasukan tempur” ikan lele dalam melawan bakteri patogen.
Fakta lain yang juga mengagumkan dari ikan lele adalah kemampuannya dalam menyembuhkan luka, baik yang timbul karena pertarungan sesama ikan lele maupun sebab lainnya.
Baca Juga : Cucu Wiranto Meninggal Dunia Karena Tenggelam di Kolam Ikan, Begini Pertolongan Pertama Untuk Selamatkan Korban Tenggelam!
Luka yang dialami ikan lele biasanya akan segera sembuh dalam waktu yang relatif cepat. Hal itu diduga karena peran dari lendir yang menyelimuti tubuhnya.
Dion menjelaskan bahwa penelitian yang dimulai sejak Februari 2016 ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: screening zat peptida antimikrobial yang terdapat dalam lendir lele, pembuatan salep, serta uji invivo melalui induksi diabetes melitus tipe-2 pada hewan percobaan yaitu beberapa ekor tikus.
Dalam penelitian ini bakter jenis Methicillin Resistant Staphylococus Aerus (MRSA) dipilih untuk menginfeksi luka.
Baca Juga : Ulang Tahun Pertama Setelah Menduda, Ibunda Sule Ucapkan Doa Untuk Anaknya Sambil Menahan Tangis
Pertimbangannya bakteri ini merupakan bakteri paling patogen yang telah resisten terhadap berbagai jenis antibiotik.
"Kita sengaja memilih bakteri ini untuk menguji sejauh mana lendir lele ini mampu melumpuhkan bakteri yang paling patogen," jelas Dion.
Beberapa ekor tikus diabetes tersebut kemudian dilukai dan diberikan pengobatan dengan dua jenis salep yang berbeda.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Penyebab Stretch Mark, Bisakah Diobati?
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | intisari.id |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR