Nakita.id - Campak merupakan salah satu dari penyebab kematian utama pada anak-anak di dunia.
Dilansir dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada 1980, sebelum vaksinasi tersebar luas, campak menjadi penyebab kurang lebih 2,6 juta kematian setiap tahun.
Meskipun kini angka kematian campak menurun karena adanya perkembangan vaksinasi tetapi penyakit ini masih membunuh lebih dari 100.000 orang per tahun yang kebanyakan merupakan anak di bawah usia 5 tahun.
Baca Juga : Wabah Campak Sudah Merenggut Korban Jiwa di Tanah Air, Waspada !
Campak adalah penyakit yang menular dan serius disebabkan oleh virus yang termasuk keluarga paramyxovirus.
Virus ini bereplikasi di hidung dan tenggorokan lalu menyebar ke seluruh tubuh anak.
Penyebaran virus ini terjadi melalui kontak langsung dan melalui udara, seperti saat anak bersin, batuk, atau berbicara.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Posisi Tidur Ibu Hamil Yang Aman dan Nyaman
Anak yang kemungkinan besar mengembangkan risiko campak ialah anak yang tidak divaksinasi, pergi ke tempat dengan angka infeksi campak tertinggi, dan kekurangan vitamin A.
Anak yang kekurangan vitamin A cenderung memiliki gejala dan komplikasi campak yang lebih berat.
Gejala awal dari penyakit campak yaitu adanya demam tinggi, paparan virus sendiri terjadi 10 sampai 12 hari, dan biasanya durasi demam yaitu 4 hingga 7 hari.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul
Hidung berair, batuk, sakit tenggorokan, mata merah dan berair, dan bintik putih kecil pada bagian dalam pipi biasanya muncul pada fase pertama perjalanan penyakit campak.
Setelah beberapa hari, ruam merah bermunculan, biasanya pada bagian wajah dan leher bagian atas.
Tiga hari kemudian, ruam tersebut menyebar termasuk ke bagian tangan dan kaki.
Ruam tersebut baru hilang setelah 5 sampai 6 hari.
Dapat disimpulkan ruam ruam muncul 14 hari setelah pajanan terhadap virus (rata-rata dalam 7 sampai 18 hari).
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Bakteri Menyerang Perut Anak Nia Ramadhani, Makanan Sehat Ini Bisa Jadi Penyebabnya!
Seseorang anak dengan campak dapat menyebarkan virus ke orang lain selama sekitar delapan hari.
Mulai empat hari sebelum ruam muncul dan berakhir ketika ruam telah hadir selama empat hari.
Adapun komplikasi campak pada anak yang mungkin saja terjadi termasuk:
Baca Juga : Mengenali Gangguan Selective Mutism Alias Bisu Selektif Pada Anak
Infeksi telinga
Salah satu komplikasi campak yang paling umum adalah infeksi telinga bakteri.
Bronkitis, laringitis atau croup
Campak dapat menyebabkan radang kotak suara (laring) atau radang dinding bagian dalam yang melapisi saluran udara utama paru-paru (saluran bronchial) anak.
Pneumonia
Pneumonia adalah komplikasi umum campak. Anak dengan sistem kekebalan yang terganggu dapat mengembangkan radang paru-paru yang sangat berbahaya yang kadang-kadang fatal.
Baca Juga : Bisa Berbahaya, Jangan Abaikan 10 Gejala Sederhana Ini Ketika Terjadi Pada Anak
Radang otak
Sekitar 1 dari 1.000 orang dengan campak mengalami komplikasi yang disebut ensefalitis.
Ensefalitis dapat terjadi tepat setelah campak atau mungkin tidak akan terjadi hingga beberapa bulan kemudian.
Mengingat bahayanya komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh campak, sebaiknya segera hubungi dokter atau tenaga medis bila anak menunjukan gejala campak.
Meskipun hingga sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit campak tetapi penanganan dini dapat mengurangi risiko komplikasi campak pada anak.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | mayoclinic,IDAI |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR