Nakita.id - Rahim turun atau istilah medis disebut dengan prolaps uterus adalah kondisi dimana rahim bergerak keluar dari posisi normal.
Normalnya, posisi rahmi berada di atas vagina dan menggangtung di dalam rongga pelvic (panggul).
Namun pada kondisi prolaps uterus, prosisi rahim turun ke dalam vagina.
Baca Juga : Catat! Ini Kondisi Perempuan yang Berisiko Mengalami Rahim Turun
Rahim turun disebabkan oleh adanya kelemahan otot-otot dasar panggul (tempat rahim bergantung).
Oleh karena itu, kondisi ini seringkali memperngaruhi wanita pascamenopause yang telah memiliki satu satau lebih persalinan pervaginam.
Meskipun tak menutup kemungkinan, rahim turun terjadi pada wanita dari segala macam usia.
Baca Juga : Nyeri Panggul Selama Kehamilan Bisa Berbahaya, Bisa Diatasi dengan Makanan Ini
Ringan beratnya kasus ini bergantung pada derajat turunnya rahim dari posisi semula.
Untuk itu ada beberapa tingkatan.
Tingkatan pertama: Posisi rahim turun, tetapi masih berada dalam vagina.
Tingkatan kedua: Posisi rahim turun dan tampak di lubang vagina.
Tingkatan ketiga: Posisi rahim turun hingga menyembul dari lubang vagina.
Tingkatan keempat: Posisi rahim keluar seluruhnya dan menggantung di luar vagina.
aloe Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Sejumlah Manfaat dan Efek Samping Aloe Vera
Adapun gejala umum rahim turun ialah:
- Sensasi berat atau menarik di pelvis
- Kulit menonjol dari vagina
- Masalah kemih, seperti kebocoran urin (inkontinensia) atau retensi urin
- Kesulitan buang air besar
- Merasa seolah-olah sedang duduk di atas bola kecil atau di atas sesuatu yang ada di dalam vagina
- Kekhawatiran seksual
Sebaiknya segera kunjungi dokter bila gejala rahim turun sudah cukup menganggu aktivitas sehari-hari.
Baca Juga : Zumi Zola Sulit Melihat Karena Diabetes Semakin Parah, Ternyata Begini Kebiasaan Makannya
Rahim turun sering dikaitkan dengan 5 organ pelvis lainnya, seperti:
- Prolaps anterior (sistokel)
Kelemahan jaringan ikat yang memisahkan kandung kemih dan vagina dapat menyebabkan kandung kemih membengkak ke dalam vagina.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Wanita Berkumis, Tanda Penyakit Berbahaya?
Prolaps anterior juga disebut prolapsed bladder.
- Prokaps vagina posterior (rectocele)
Kelemahan jaringan ikat yang memisahkan rektum dan vagina dapat menyebabkan rektum membengkak ke dalam vagina.
Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
- Prolaps uterus parah dapat menggeser bagian dari lapisan vagina, menyebabkannya menonjol di luar tubuh.
Jaringan vagina yang bergesekan dengan pakaian dapat menyebabkan luka pada vagina (bisul) Jarang, luka dapat terinfeksi.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Posisi Tidur Ibu Hamil Yang Aman dan Nyaman
Untuk mengurangi risiko rahim turun, cobalah untuk melakukan:
- Senam kegel secara teratur
Latihan-latihan ini dapat memperkuat otot-otot dasar panggul terutama penting setelah memiliki bayi.
- Obati dan cegah sembelit
Minum banyak cairan dan makan makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan sereal gandum.
- Kontrol batuk
Segera lakukan pengobatan untuk batuk kronis atau bronkitis, dan jangan merokok.
- Jaga berat badan agar ideal
Bicarakan dengan dokter untuk menentukan berat badan ideal dan dapatkan saran tentang strategi penurunan berat badan, jika membutuhkannya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Cara Mengatasi dan Mencegah Gigi Berlubang Pada Anak
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR