Namun, dikutip dari liveabout, penelitian menunjukkan bahwa perasaan lega setelah bercerai hanya di awal dan bersifat sementara. Seiring waktu berlalu, justru timbul beberapa penyesalan karena telah menceraikan pasangan.
Sebanyak 66% orang yang bercerai di Minnesota mengaku bahwa mereka menyesal dengan adanya perceraian.
Bahkan, 40% orang mengaku bahwa kesalahan terbesar dalam hidup mereka adalah perceraian.
“Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tiga perempat dari orang-orang yang bercerai menyesalinya. Mungkin tidak segera tetapi bertahun-tahun kemudian. ‘Seharusnya aku tidak melakukannya’ adalah hal yang biasanya diucapkan secara pribadi setelah bercerai. Dan setelah surat-surat ditandatangani, properti dibagi, hak asuh anak diselesaikan, dan rasa sakit emosional masih tersisa, biasanya sudah terlambat untuk kembali, ” tutur Dr. Laura, seorang peneliti kehidupan pernikahan.
Berikut beberapa dampak perceraian yang membuatnya menjadi perbuatan paling disesali:
1.Berpengaruh pada keuangan
Dampak keuangan dari perceraian dapat sangat merusak.
Proses sidang perceraian membutuhkan tenaga pengacara untuk memperjuangkan hak asuh anak dan pembagian harta gono-gini.
Mengikuti serangkaian sidang dan menyewa jasa pengacara membutuhkan biaya tak sedikit.
Belum lagi di pihak pria nanti akan menjadi pemberi nafkah dua rumah tangga apabila hak asuh anak jatuh ke tangan mantan istrinya.
2.Berpengaruh pada anak-anak
Sehebat apa pun Moms menjelaskan kepada anak mengenai dampak positif perceraian orangtuanya, mental anak pasti tetap menjadi sedikit rapuh.
Source | : | nakita,kompas,liveaction.org |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR