Nakita.id - #WelcomeMyLovelyBaby, kehadiran bayi di dunia tak hanya menjadi momen yang membahagiakan, tetapi tanggung jawab besar sudah menanti di bahu pasangan yang sudah resmi menyandang status sebagai orangtua.
Tak hanya menjadi gerbang utama mempelajari kehidupan, akan lebih baik orangtua bisa menjadi panutan sekaligus teman yang baik untuk anak.
Disinilah diperlukan bonding, di mana didalamnya interaksi dan komunikasi sudah seharusnya terjalin dengan baik agar terbentuk ikatan yang erat antara orangtua dan anak.
Berhubung tak ada sekolah untuk belajar menjadi orangtua, ada saja hal yang menghambat jalinan bonding yang mulus dengan anak.
Salah satunya, perbedaan zaman yang semakin jauh antara anak dengan orangtua dahulu di mana pola pikir dan lingkup pergaulan sudah jauh berbeda.
Jika tidak disiasati dengan baik, hal ini bisa menjadi jurang pemisah antara relasi anak dan orangtua.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Jangan Sepelekan, Ini Dampak Psikologis Si Kecil Jika Bonding Tak Terjalin Baik
"Disinilah peran orangtua untuk belajar, memperluas wawasan sehingga bisa mendidik anak dengan pola asuh yang tepat. Sesuaikan pola asuh dengan zaman si anak itu penting," ungkap Monica Sulistyawati, psikolog klinis anak Personal Growth saat diwawancarai Nakita.id pada Kamis, (25/10).
Faktor lain yang kerap menghambat adalah, peranan orangtua yang tak lagi sama seperti era dahulu.
Jika dulu ibu sepenuhnya fokus menjadi ibu rumah tangga, kini sudah menjadi hal yang lumrah untuk ibu mengurus rumah tangga sekaligus karir di dunia pekerjaan.
Dengan kesibukan yang sama padatnya, penting untuk pasangan menjalin kekompakan dan bisa bekerja sama agar anak bisa tetap berada dalam jalur yang positif.
"Kerjasama orangtua itu penting, sehingga anak berada dibawah pola asuh yang sama dan anak tidak bingung yang mana yang benar ayah atau ibunya," jelas Monica.
Jika orangtua sudah kompak, anak pun kedepannya tak akan ragu untuk berbicara dan berbagi keluh kesah kepada orangtua.
Lalu, bagaimana ya cara menyiasati pembagian waktu untuk orangtua yang sama-sama sibuk berkutat dengan kesibukan masing-masing?
Misalnya, jika hanya ayah yang bekerja maka ayah bisa meluangkan waktu sepulang bekerja bermain dengan anak untuk mendekatkan diri.
"Jangan melihat jumlah waktu, walaupun ayah hanya memiliki sedikit waktu upayanya harus tetap dihargai.
Kerjasama bisa didiskusikan, misalnya ibu sudah seharian mengasuh nah malam harinya gantian ayah sehingga ibu bisa istirahat sebentar", sambung Monica.
Banyak hal yang bisa dilakukan ayah untuk membantu mengurus bayi yang baru lahir, disinilah dibutuhkan kerja sama yang kompak dan yang tak kalah penting adalah saling menghargai.
"Penting nih ya, laki-laki adalah sosok yang memang ditakdirkan memiliki motorik kasar yang lebih dominan sementara mengasuh bayi itu butuh motorik halus yang lebih banyak.
Misalnya, saat mengganti popok ibu bisa mlakukan 5 menit dengan rapi tetapi ayah baru bisa 15 menit itupun masih berantakan. Nah disini menghargai pasangan itu penting supaya ayah enggak kapok untuk membantu", tegas Monica.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Pentingnya Proses Inisiasi Menyusui Dini dan Kolostrum untuk Bayi Baru Lahir
Memang menjadi orangtua bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tak bisa dilakukan sama sekali.
"Sudah banyak sarana yang tersedia, tinggal si orangtua mau belajar atau tidak.
Untuk mempelajari ilmu parenting, sudah banyak buku parenting yang beredar di toko buku, banyak forum informasi di internet dari sesama orangtua atau ahli yang profesional.
Banyak juga seminar, workshop, training parenting yang bisa diikuti bersama sebagai sarana belajar dan berdiskusi", tutur Monica.
Hal ini selain mengasah kekompakan orangtua menjadi teman untuk anak, juga bisa menggeser stigma bahwa mengasuh anak hanyalah tanggung jawab ibu semata.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Moms, Begini Aturan Memandikan Bayi Baru Lahir
Jika bonding dilakukan dengan penuh ketulusan, cinta kasih, keikhlasan maka anak akan tumbuh menjadi sosok yang positif, menyenangkan, percaya diri, memiliki emosi yang positif dan bisa dekat secara positif dengan orangtua.
"Memang masa tumbuh anak dan orangtua sudah sangat jauh berbeda, namun menjalin bonding yang positif akan meminimalkan konflik yang mungkin timbul dan penyelesaian akan lebih mudah bagi orangtua dan anak," pungkas Monica.
Nah Moms dan Dads, sudahkah kompak menjalin bonding dengan Si Kecil?
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR