Nakita.id - Ternyata pertumbuhan otak bayi terjadi di tiga minggu kehamilan, atau hitungan secara medis ialah pada saat minggu ke-5. Sayangnya, pada fase tiga minggu atau lima minggu dari usia kehamilan ini, banyak Ibu yang tidak mempersiapkan diri terkait dengan pemenuhan asupan nutrisi untuk si calon bayi.
Padahal di usia ini sel-sel otak bayinya mulai berkembang. Makanya anak yang cerdas, sel otaknya akan berbeda dengan yang tidak cerdas. Mungkin karena faktor genetik, tapi bila Ibu tidak bantu dengan menstimulasinya, maka anak tidak akan cerdas.
“Bayi yang dikandung Ibu adalah orang yang sangat bergantung kepada ibunya. Kenapa? Pada masa kehamilan ini, ibu hanya satu-satunya sumber nutrisi untuk calon bayi,” kata dr. H. Achmad Sani Agusfar dari RSIA Bunda Aliyah Pondok Bambu dan RSU Citra Harapan Bekasi.
Baca juga : 8 Kebutuhan Gizi yang Dibutuhkan Mama Hamil
Ini bisa dilihat ketika ibu hamil punya kebiasaan makan yang tidak sehat, anak juga nantinya punya kebiasaan makan yang tidak sehat pula. Nah, penting bagi Ibu untuk selalu menjaga asupan nutrisi selama kehamilan.
Selama kehamilan nutrisi tidak hanya untuk pertumbuhan janin, tapi juga untuk menjaga kesehatan dan kekuatan Ibu sambil mempersiapkan diri untuk proses penyembuhan luka persalinan baik normal maupun sesar dan cadangan untuk masa menyusui. Ada 4 komponen yang perlu Ibu perhatikan.
Baca juga : Ingin Bayi yang Dikandung Cerdas?Jangan Lupakan 3 Zat Gizi Penting Selama Kehamilan
1. Ibu cukup mengonsumsi satu porsi makanan, karena biasanya bayi hanya mengambil nutrisi dari seperempat piring, setengah piring, mungkin cuma dua sendok makan. Itu yang harus disesuaikan.
2. Nutrisi bayi juga harus dipersiapkan agar cukup. Jika nutrisi bayi tidak cukup maka ada dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dari jangka pendek nanti akan berpengaruh pada pembentukan sel otak. Bila nutrisinya tidak cukup pada fase awal, maka perkembangan sel otaknya terbatas.
3. Massa otot. Jika anak mendapatkan nutrisi yang baik dari Ibunya, maka anaknya cenderung lebih tinggi dan lebih besar dari orangtuanya.
4. Metabolisme juga diatur pada masa kehamilan. Jika tidak, kita bisa melihat ada anak SMP yang memiliki penyakit diabetes atau menderita obesitas. Dampak yang paling parah bila komponen ini tidak dijaga ialah kematian dalam kandungan.
Baca juga : Waspada, Gemuk Saat Hamil Bukan Berarti Sudah Cukup Gizi
Pada jangka panjang ialah berkaitan dengan kemampuan kognitif yang rendah. Kekebalan tubuh juga dirasa normal pada awalnya, tapi begitu masuk bulan pertama dan kedua, anak jadi rentan batuk pilek karena punya daya tahan tubuh rendah.
Ketika dewasa anak juga mudah lelah. Nah itu semua dimulai dari janin. Yang terakhir berpotensi besar mengalami diabetes, obesitas, hingga stroke.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR