Nakita.id - Setelah melahirkan, payudara ibu telah siap mengeluarkan Air Susu Ibu (ASI) untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan agar pemberian ASI dilakukan secara ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan.
Setelah itu, bayi mendapatkan ASI dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sampai usia 2 tahun atau lebih.
Baca Juga : Berita Kesehatan: ASI Tidak Keluar, Susu Formula atau Donor ASI?
Sudah berabad-abad lamanya penelitian menyatakan bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi.
Sebab ASI mengandung setidaknya 400 nutrisi ideal yang khusus diperlukan untuk membantu tumbuh kembang bayi secara optimal.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ciri Wanita Yang Berisiko Miliki Anak Down Syndrome
ASI yang pertama kali keluar setelah melahirkan disebut kolostrum.
Kolostrum sangat penting untuk mencegah bayi terkena infeksi pasca dilahirkan.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Penularan Tifus, Pencegahan, dan Penangannya, Pada Bayi
Kolostrum jumlahnya sangat sedikit dan akan meningkat terus dalam beberapa hari bila kaidah kaidah menyusui dikuti dengan baik.
Hari ke-1 sebanyak 5 mL, hari ke-2 sebanyak 5-15 mL, hari ke-3 sebanyak 15-30 mL, hari ke-4 sebanyak 30-45 mL dan hari ke-5 sebanyak 45-60 mL.
Selanjutnya ASI transisi pada hari ke 5-14, jumlah ASI akan semakin bertambah dan matang pada hari ke-15.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Curahan Pilu Angelina Jolie Lakukan Operasi Angkat Payudara dan Rahim Untuk Hindari Kanker
Sayangnya, banyak tidaknya jumlah ASI pada ibu berbeda-beda.
Ada beberapa ibu yang mendapatkan ASI dalam jumlah besar setelah beberapa hari melahirkan.
Namun ada pula beberapa ibu yang merasa ASI-nya sangat sedikit sehingga tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi.
Untuk itu, berikut ini beberapa tips dari Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) untuk meningkatkan produksi ASI.
Baca Juga : BPOM: Ini Daftar Produk Kosmetik Berbahaya, Ada Merek Terkenal Juga!
- Bila bayi cukup bulan pastikan untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di awal kelahiran.
Namun bila bayi prematur, lakukan Kangaroo Mother Care (KMC) secepat mungkin ketika kondisi ibu dan bayi sudah cukup stabil.
- Perah ASI secara rutin sebanyak 8-12 kali setiap hari, termasuk pada malam hari sebelum tidur.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Bayi Baru Lahir Kejang, 80% Penyebabnya Tifus!
- Selalu pastikan untuk mengosongkan payudara.
Caranya, perah ASI setidaknya 3 jam sekali dan lanjutkan memerah ASI selama 2 menit sejak tetes terakhir.
Hal ini bertujuan untuk menstimulasi produksi ASI selanjutnya.
- Pemijatan payudara sebelum dan sesudah pemerahan untuk meningkatkan jumlah dan kandungan lemak ASI.
- Perbanyak kontak skin to skin antara ibu dan bayi.
- Penuhi asupan nutrisi ibu, termasuk kebutuhan cairan, karbohidrat, lemak baik, protein, vitamin, dan mineral.
- Minta bantuan konsultan ASI, perawat, atau dokter apabila jumlah ASI terus menerus sedikit.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul
Untuk mengetahui apakah kebutuhan ASI pada bayi telah terpenuhi atau tidak.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dipehatikan:
- Bayi buang air kecil 1-2 x per hari dalam 12-24 jam pertama kehidupan
- Urin yang sangat pekat dalam beberapa hari pertama dapat terlihat endapan merah bata yang merupakan kristal asam urat (brick dust)
- Bayi buang air kecil 6-8 x per hari setelah 5 hari
- Tinja bayi pertama (mekonium) keluar dalam 24 jam pertama
- Kolostrum membantu pengeluaran mekonium lebih cepat
- Mekonium akan menipis menjadi hijau kecoklatan / hijau kekuningan dalam 3-6 hari. Lebih dari 6 hari, tinja ASI sudah terbentuk (cair, bau asam, bergas)
Baca Juga : Agar Anak Cerdas, Moms Wajib Lakukan 3 Stimulasi Dasar Ini Saat Hamil
Source | : | IDAI |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR