Nakita.id - Gastritis atau radang lambung, adalah salah satu masalah paling umum di antara masyarakat saat ini, dan dapat terjadi kapan saja.
Perlu diketahui, setiap orang memiliki lapisan sel di lambung yang melindunginya.
Ada juga asam lambung yang membantu memecahkan makanan dan membantu pencernaan.
Asam-asam ini juga dapat menyebabkan iritasi dan peradangan, karena keausan normal pada lapisan perut.
Meskipun ada penyebab potensial yang berbeda dari masalah ini, pemicu paling umum untuk gastritis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori.
Baca Juga : Ini Dia Menu Diet Sehat Untuk Si Kecil yang Mengalami Obesitas
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkannya, seperti:
- Parasit
- Penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berkepanjangan
- Tukak lambung
- Penyakit Crohn
- Penyakit autoimun dan gangguan sistem kekebalan lainnya
- Infeksi virus
- Kebiasaan buruk (seperti merokok atau penyalahgunaan alkohol)
- Operasi perut
- Stres tinggi
- Refluks asam
Baca Juga : Pendarahan Implantasi, Tanda Awal Kehamilan yang Tak Disadari
Sebagian besar kasus gastritis pada awalnya tidak memiliki gejala yang nyata.
Sangat mudah untuk menyangka gejala ini dengan masalah pencernaan lain atau sakit perut yang normal.
Namun, dalam kasus yang paling parah, Moms kemungkinan besar akan melihat yang berikut:
- Nyeri perut: Ini biasanya disertai dengan sensasi pembengkakan yang intens. Paling sering, Moms akan merasakan ini setelah makan sesuatu.
- Sensasi terbakar: Ini yang dikenal dengan heartburn.
Ini disebabkan oleh peradangan mukosa dan menjadi lebih buruk setelah mengonsumsi makanan tertentu seperti yang disebutkan di atas.
Baca Juga : Perbedaan Pendarahan Tanda Kehamilan Dengan Pendarahan Menstruasi
- Kehilangan nafsu makan: Karena sensasi terbakar dan rasa sakit setelah makan, beberapa orang dengan kondisi ini kehilangan nafsu makan.
- Mual dan muntah: Perut Moms tidak dapat mencerna makanan dengan baik dan mencoba mengeluarkan isinya.
Baca Juga : Makanan Kaya Kalium Bagi Ibu Hamil, Penting Untuk Keselamatan Janin
Dalam kasus yang parah, mungkin ada darah dalam muntahan karena kerusakan pada bagian dalam perut.
Jika Moms memiliki kondisi ini, Moms harus ingat bahwa perawatan yang paling disarankan adalah mengonsumsi makanan yang kaya makanan seperti berikut:
- Sayuran
- Buah-buahan
- Biji-bijian
- Serat
Selain itu, Moms harus benar-benar menghindari mengonsumsi ini:
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Berkat Dukungan Baim, Artika Sari Devi Lebih Percaya Diri Saat Mengurus Anak
- Makanan dengan banyak lemak jenuh
- Minuman atau makanan asam
- Makanan pedas
- Produk susu
- Kopi
- Makanan dengan banyak gula
Tapi tahukah Moms bahwa buah pir dan pisang dapat membantu meringankan gejala gastritis?
Ada beberapa pilihan perawatan alami untuk meredakan gejala maag, salah satunya dengan pir dan pisang untuk membantu melawannya.
Baca Juga : Belajar Lebih Peka Dengan Mengasah Kecerdasan Emosional, Ini Caranya
Buah pir adalah buah yang dapat membantu memperbaiki kondisi ini berkat vitamin B (B1, B2, dan B3), vitamin A dan C, serta serat. Mereka mengatur sistem saraf dan pencernaan Moms.
Sedangkan pisang adalah buah yang mengandung banyak serat dan protein, dan rendah lemak.
Ini menjadikan pisang dan pir sumber energi yang luar biasa yang dapat mempercepat pencernaan Moms berkat efek laksatif ringan.
Pisang dan pir juga membantu mengurangi iritasi.
Bahan
- 1 pir atau 10 sendok makan daging buah pir (150 g)
- 1 pisang
- 1 cangkir air (200 ml)
Baca Juga : Proteinuria Rentan Menyerang Ibu Hamil, Atasi dengan Cara Mudah Ini
Persiapan
- Cuci dan kupas pir dan pisang. Buang bijinya dari pir.
- Iris dan tambahkan kedua buah ke dalam blender dengan secangkir air dan proses.
- Jika Moms lebih suka minuman yang kurang kental, tambahkan lebih banyak air.
- Minumlah ini tanpa berusaha mempertahankan serat yang ditemukan dalam ampas buah.
Pastikan untuk mencoba perawatan alami yang mudah ini untuk gastritis dengan pir dan pisang.
Ini akan membantu Moms melawan kondisi menyebalkan ini sehingga dapat menjalani hari tanpa merasa tidak nyaman.
Source | : | Step to health |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR