Nakita.id - Sudah jadi rahasia umu bahwa ketakutan perempuan tak jauh dari masalah tubuh gemuk.
Banyak perempuan yang sudah berusaha mengurangi atau mengatur pola makannya, agar tidak memiliki tubuh yang gemuk.
Bahkan, ada pula yang sampai meninggalkan pola makan kurang sehat dan mulai membiasakan gaya hidup sehat agar tidak gemuk, namun tetap gagal.
Baca Juga : 5 Makanan Dianggap Bikin Gemuk, Ternyata Mampu Turunkan Berat Badan!
Biasanya, lemak di sekitar pingganglah yang sangat sulit untuk dihilangkan.
Sulitnya mengurangi ukuran lemak di pinggang salah satunya memang karena pola makan, tapi ada hal lain yang bisa jadi penyebabnya.
Faktor hormonal dinilai menjadi salah satu peran penting seseorang sulit mengurangi ukuran pinggangnya, meski sudah berusaha menjaga pola makan.
Adanya gangguan hormonal tersebut biasanya dibarengi seiring bertambahnya usia seseorang, sehingga lemak di perut pun ikut menempel.
Baca Juga : Menurunkan Berat Badan Ampuh Turunkan Risiko Kanker Payudara, Begini Penjelasannya!
Melansir dari Prevention, penelitian terbaru menyebut bahwa di era saat ini, banyak perempuan yang sudah pasca-menopause memilih melakukan terapi pengganti hormon agar lemak di perutnya berkurang.
Tetapi, jika rutin melakukan gaya hidup sehat, dalam kurun waktu tertentu, lemak di pinggang juga bisa berkurang.
Sebelumnya, kenalu dulu berbagai sebab memiliki tubuh gemuk, apakah karena asupan makanan manis, hormon, atau lain sebagainya.
Berikut tanda-tandanya:
1. Mengatur makan tetapi lingkar pinggang masih besar
Jika seseorang sudah mengatur pola makan sedemikian rupa dan bahkan menjalani gaya hidup sehat tetapi lingkar pinggang masih besar atau justru membesar, bisa jadi karena gangguan hormon.
Baca Juga : Khawatir Berat Badan Meningkat Usai Lebaran? Cegah dengan 5 Tips Mudah Ini!
"Semakin tua, tubuh akan rentan mengalami resistensi insulin yang memicu tubuh menyimpan lemak dan bukan membakarnya," ujar Sara Gottfried, MD, penulis buku the Hormon Cure.
Hormon estrogen yang dimiliki perempuan menjadi lebih dominan ketika memasuki usia menopouse, sehingga menyebabkan resistensi insulin.
2. Keinginan mengonsumsi gula
Efek samping adanya resistensi insulin yakni akan menekan hormon leptin, yaitu hormon yang memberi sinyal pada tubuh bila sudah kenyang.
Tetapi, peningkatan kadar insulin juga bisa mempengaruhi adanya peningkatan kadar leptin.
Baca Juga : 7 Kebiasaan Pagi yang Bikin Gemuk, Mulai Sekarang Harus Dihindari!
"Peningkatan hormon leptin bukan berarti kita jadi malas makan. Jika terjadi terus menerus, akan membuat disfungsi reseptor leptin yang mengakibatkan seseorang ingin makan banyak, karena otak tidak dapat menerima sinyal kenyang," kata Gottfried.
3. Mengalami stres
Selain adanya hormon estrogen, hormon stres juga mengakibatkan timbunan lemak di perut.
Hormon stres atau hormon kortisol akan meningkat ketika seseorang merasa cemas atau dilanda stres.
Menurut Jacqueline Montoya, kortisol mampu menyebabkan kegemukan karena tubuh berada dalam mode bertaham hidup.
Baca Juga : Mudah, Ini Hal Harus Dilakukan Setelah Makan Malam Agar Tak Gemuk!
"Stres yang tinggi dan kecemasan akan mengirim sinyal pada tubuh untuk masuk ke dalam mode survival. Akibatnya, kadar kortisol dalam tubuh yang menyimpan lemak akan naik," kata Montoya.
4. Mood swing
Perempuan sangat umu merasakan mood swing, terlebih perempuan di usia menopouse.
Adanya fluktuasi hormonal memicu mood swing dan menyebabkan berat badan bertambah.
Baca Juga : Dibully Karena Gemuk, Dia Berhasil Pangkas 42 Kg Hanya 6 Bulan!
Sehingga disarankan untuk tidak terlalu merasa tertekan pada segala hal.
5. Lelah tapi sulit tidur
Lelah atau insomnia juga jadi salah satu gangguan hormon.
Biasanya, seseorang akan merasa lelah dan stres ketika ia merasa kurang tidur, tetapi hal tersebut justru akan makin menyulitkan untuk tidur.
Selain itu, kadar kortisol akan menurunkan level tiroid yang memicu penimpunan lemak di pinggang.
BERITA POPULER: Harga 1 Gram Emas Antam di Pegadaian hingga Cara Cek NIK Penerima Bansos PKH
Source | : | prevention |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR