Dalam kesempatan yang sama, Teguh Dartanto, Phd, Kepala Departmen Ekonomi Fakultas Indonesia mengatakan bahwa jumlah kelompok middle missing ini mencapai 54.6 juta jiwa.
Selain keraguan akan pelayanan kesehatan di era JKN - BPJS, kaum milenial yang belum menjadi peserta ini juga masih belum memahami sistem premi asuransi yang diterapkan JKN - BPJS kesehatan.
Baca Juga : Berita Kesehatan : Hipoglikemia Sebabkan Gangguan Pada Irama Jantung
"Ada juga pertanyaan kalau saya nggak pake bisa balik nggak uangnya? Itu pertanyaan yang kerap diajukan milenial. Bagaimana pun juga milenial sehat memengaruhi keberlangsungan masa depan JKN," tambah Teguh.
Ia menambahkan hingga kini belum dipikirkan cara untuk mendorong generasi milenial agar menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Menurutnya ini menjadi tantangan bagi pemerintah karena jumlah kelompok middle missing cukup besar.
Baca Juga : Berdiri Saat Bekerja Lebih Sehat Daripada Duduk, Ini Faktanya!
"Sampai sekarang kami, peneliti, belum menemukan cara yang tepat untuk membuat mereka (milenial) menjadi peserta BPJS Kesehatan karena jumlahnya yang cukup banyak," tandas dia. (*)
Source | : | kompas health,suara.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR