Nakita.id - Saat sedang berkumpul bersama teman, rasanya sulit ya Moms menahan diri untuk tidak bergosip.
Kegiatan membicarakan seseorang atau akrab disebut julid ini, nampaknya sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang sulit dihindari.
Kendati demikian, bergosip ternyata memiliki dampak positif untuk psikologis seseorang.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harris Interactive, survei yang melibatkan 1.500 orang dewasa ini membuktikannya.
Hasilnya, bergosip di kantor rupanya menempati urutan teratas kegiatan yang sering dilakukan dimana dilakukan oleh 60% responden.
Baca Juga : Tangan Kembali Lembut Setelah Lakukan Pekerjaan Rumah Tangga Cukup dengan 4 Bahan Alami Ini
Mengeluarkan beban pikiran
Deborah Beroset, seorang ahli komunikasi mengatakan bahwa bergosip tak selalu membicarakan kekesalan terhadap seseorang lo, Moms!
Bisa jadi gosip ditujukan untuk membicarakan hal lain, misalnya sebuah situasi yang membuat seseorang tertekan membuat dirinya terdorong untuk bergosip.
Terlepas dari hal apa yang menjadi landasan untuk kemudian bergosip, aktivitas ini nyatanya akan membuat Moms lega karena telah mengeluarkan unek-unek yang terpendam di dalam hati.
Karena tak semua orang bisa mengekspresikan perasaaan setiap saat, maka bergosip menjadi pilihan.
Menjalin kerja sama
Jangan selalu berpikir gosip adalah cara untuk menjelekkan seseorang Moms, faktanya kegiatan yang membuat ketagihan ini dapat mempererat kerja sama dengan orang terdekat.
Para peneliti di Universitas Stanford menemukan, ketika bergosip sebenarnya kita sedang memperlajari perilaku seseorang.
Baca Juga : Tak Hanya Seventeen, 5 Band Legendaris Ini Juga Kehilangan Personel Secara Tragis, Ada yang Ditembak!
Dengan bertukar informasi, kita pun melatih diri untuk kedepannya memberikan rasa percaya terhadap orang terdekat.
Mengurangi stres
Menurut penelitian Stanford, manfaat lain dari gosip adalah meredakan kecemasan.
Dalam sebuah penelitian, dengan menyebarkan informasi tentang seseorang yang kita lihat berperilaku buruk, dapat membuat kita merasa lebih baik dan menenangkan rasa stres yang menjadi faktor utama seseorang untuk bergosip.
Hal ini dibuktikan bahwa ketika kita melihat seseorang berperilaku buruk, detak jantung otomatis meningkat cepat.
Ketika kemudian kita menceritakan atau mendiskusikan hal tersebut dengan orang lain, detak jantung akan kembali normal.
Ini adalah salah satu manfaat kesehatan yang paling penting dari kebiasaan bergosip, karena membantu menghilangkan rasa stres dan pikiran negatif.
Mengubah prilaku menjadi lebih baik
Tidak semua gossip berarti negatif.
Baca Juga : Menelan Cairan Sperma Sebabkan Kehamilan dan 5 Mitos Seputar Sperma, Moms Wajib Tahu!
Para peneliti di Universitas Groningen Belanda menemukan, bahwa mendengar cerita-cerita bagus tentang orang lain akan memberikan motivasi untukmemperbaiki diri sendiri.
Studi yang dipublikasikan dalam Buletin Kepribadian dan Psikologi Sosial ini juga menemukan bahwa ketika orang tahu orang lain mungkin bergosip tentang mereka, mereka lebih cenderung belajar dari pengalaman buruk.
Karena hal itu juga, sedikit banyak kita akan mengubah diri menjadi lebih baik dengan banyaknya pembicaraan yang beredar.
Memberikan kesempatan untuk mencari kebenaran
Kegiatan bergosip juga memberikan manfaat tak kalah penting, yakni memberi kita kesempatan untuk mencari kebenaran yang ada.
Baca Juga : Darah Haid Bisa Tunjukkan Gejala Penyakit Tertentu, Waspada dengan Warna Ini
Ketika diri kita digosipkan oleh orang lain, kerap kali kita mendengarnya dari pihak lain yang belum tentu bisa dipercaya.
Hal ini bisa menjadi sarana kita untuk mencaritahu sehingga tidak membuat kita mudah berprasangka buruk pada seseorang.
"Jika Anda ingin tahu apakah orang lain memiliki pengalaman yang sama, Anda dapat bertanya dengan tidak menuduh apakah ada orang lain yang mengalami fenomena yang sama," ungkap psikolog klinis Andrea Andrzejczak dari Grosse Pointe, Michigan.
Nah, adakah di antara Moms yang masih sulit meninggalkan kebiasaan bergosip?
Source | : | PsychologyToday.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR