5. Hipotiroid kongenital
Hipotiroid kongenital bisa membuat penderitanya mengalami gangguan pertumbuhan atau keterbelakangan mental.
Untuk itu, skrining ini sangat penting dilakukan karena biasanya gejala baru akan timbul setelah anak berusia kurang lebih satu tahun.
Skrining hipotiroid kongenital paling baik dilakukan saat bayi berumur 48-72 jam, atau sebelum bayi dibawa pulang oleh orangtua.
Selain yang telah disebutkan diatas, beberapa skrining lain yang sebaiknya dilakukan pada bayi baru lahir yaitu skrining untuk fenilketonuria, galaktosemia, penyakit sel sabit, defisiensi biotinidase, hiperplasia adrenal kongenital, tirosinemia, cystic fibrosis, defisiensi MCAD, imunodefisiensi gabungan berat, dan toxoplasmosis.
Yang tak kalah penting yaitu skrining check list tulang untuk memeriksa apakah ada kelainan pada tulang, sendi serta penunjang seperti otot dan saraf.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Pentingnya Proses Inisiasi Menyusui Dini dan Kolostrum untuk Bayi Baru Lahir
"Check list tulang ini sangat penting ya, pemeriksaan dilakukan dari atas hingga bawah tubuh bayi untuk mengantisipasi adanya kelainan tulang yang berbahaya," ungkap dr. Faisal Miraj, Sp OT dalam wawancara eksklusif dengan Nakita.id di Rumah Sakit Mayapada Jakarta Selatan, Selasa (11/12).
Source | : | Kidspot.co.nz |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR