Faisal menuturkan, kelainan tulang terbagi menjadi dua yaitu kelainan bawaan dan kelainan yang didapat.
Kelainan tulang bawaan muncul saat bayi baru lahir dan sebenarnya bisa dilihat oleh mata telanjang oleh orang awam, namun ada juga yang harus diobservasi lebih detail.
Secara menyeluruh, skrining ini dilakukan secara sistematik mulai dari mengecek kulit apakah ada bercak atau pigmentasi yang bisa mengarah pada kelainan kulit, bentuk kepala apakah ada hidrosefalus, lalu leher, bahu, lengan atas hingga sendi pergelangan tangan dan tungkai bawah.
Ungkap Faisal, proses check list tulang hanya membutuhkan waktu 3-5 menit untuk memeriksa tubuh bayi secara menyeluruh.
Namun, Faisal menyayangkan urgensi skrining yang ternyata belum menjadi prioritas di Indonesia baik untuk pihak rumah sakit maupun pihak orangtua sendiri.
"Belum banyak memang rumah sakit yang mewajibkan skrining ini, karena biasanya setelah ibu melahirkan hanya didampingi oleh dokter anak. Ortopedi itu baru dilibatkan ketika ditemukan adanya kelainan tertentu," ujar Faisal.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Waspada! Kenali Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir dan Cara Mengatasinya
Padahal, penting bagi orangtua melakukan proses skrining bagi bayinya yang baru lahir untuk mendeteksi kelainan tulang.
Source | : | Kidspot.co.nz |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR