Menurut Dr. Amy Stump, seorang ahli bedah di University of Maryland Baltimore Washington Medical Center, perubahan fungsi kimia dan otot dapat berlangsung hingga lima tahun setelah melahirkan, yang meningkatkan kesempatan perempuan mengembangkan batu empedu selama masa itu.
Jika tidak diobati, batu empedu bisa menyebabkan infeksi kandung empedu dan ruptur (salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut dan persalinan).
Batu empedu juga dapat menunjukkan beberapa gejala yang meliputi sakit perut yang terus-menerus, muntah atau mual.
Gejala lain yaitu sakit punggung antara tulang belikat dan nyeri di daerah kanan atas perut, menurut Mayo Clinic. Dokter biasanya melakukan ultrasound untuk mendiagnosa batu empedu.
Untuk langkah perawatan bisa bermacam-macam. Kantung empedu yang menyebabkan masalah selama kehamilan biasanya dikeluarkan melalui operasi laparoskopi (minimal invasif) saat melahirkan, meskipun sebenarnya dapat dilakukan selama trimester awal pada kebanyakan kasus.
Baca juga : Saat Hamil Susah Tidur, Bu? Hati-hati Risiko Penyakit Ini
"Kedengarannya menakutkan, tapi ini aman untuk ibu dan bayi, terutama selama trimester kedua," tutur Dr. Amos.
Ia menambahkan bahwa kantung empedu dapat diangkat melalui operasi dengan aman selama kehamilan dan selama batu empedu bisa ditemukan pada trimester pertama atau kedua.
"Operasi pengangkatan kantung empedu biasanya dengan laparoskopi, aman dan efektif untuk mengobati batu empedu simtomatik saat hamil." (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR