Diabetes gestational dapat diketahui apabila bayinya mempunyai bobot di atas 4 kg, dan selama kehamilan, gula darah Ibu menunjukkan peningkatan.
Diabetes gestational harus ditangani dengan seksama karena dapat menimbulkan risiko preeklamsia, persalinan prematur, cairan ketuban berlebihan (hidramnion), infeksi saluran kemih dan Infeksi vagina berupa keputihan karena jamur yang berulang.
Lalu risiko pada janin, apa pun yang terjadi pada calon ibu, janin pasti turut merasakan akibatnya. Hati-hati, sebab diabetes bisa membuat janin di perut mengalami:
- Pertumbuhannya terhambat.
- Lahir besar atau giant baby (makrosomia) sehingga harus dilahirkan secara caesar. Ini akibat janin menerima pasokan gula berlebih dari ibu, diubah menjadi protein dan lemak, sehingga membuatnya besar.
- Cacat bawaan, peluangnya 3 kali lebih besar dari kehamilan normal.
- Meningkatnya kadar bilirubin.
- Sindroma gangguan napas. Kelebihan insulin menghambat kerja hormon kortisol yang berfungsi mematangkan paru-paru janin. Akibatnya, paru-paru janin belum matang di usia 38 minggu. Risikonya, terjadinya sindroma gawat napas.
- Kekurangan glukosa dan kalsium.
- Kelainan jantung.
- Kelainan neurologik dan psikologik pada bayi di kemudian hari.
- Kematian mendadak di kandungan (sudden death), akibat darahnya kekurangan oksigen dan kelebihan asam laktat. Ini risiko jika kadar gula darah ibu tidak terkontrol.
Baca juga: 8 Hal Yang Belum Ibu Ketahui Tentang Diabetes Gestasional
Lalu apa yang harus Ibu lakukan untuk menyelamatkan bayi dari risiko yang ditimbulkan akibat diabetes?
- Pemeriksaan USG (ultrasonografi) pada usia kehamilan 16 dan 20 minggu.
- Pemeriksaan serial setiap 2 minggu sejak kehamilan 34 minggu.
- Pemeriksaan serial setiap minggu setelah kehamilan 36 minggu, berupa rekaman jantung janin (kardiotokografi), pemeriksaan janin dan fungsi plasenta (profil biofisik) dengan USG Doppler.
- Mulai kehamilan 38 minggu dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosintesis) untuk menilai kematangan paru-paru janin.
Data IDF Diabetes Atlas edisi ke-8 memperkirakan bahwa jumlah penyadang diabetes di Indonesia mencapai angka 10,3 juta orang pada tahun 2017 dan diprediksi mencapai 16,7 juta pada tahun 2045. Sekitar 53,7% diantaranya tidak terdiagnosa. Saat ini, Indonesia berada pada peringkat keenam sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.
Saat ini terdapat lebih dari 199 juta wanita yang hidup dengan diabetes dan jumlah ini diproyeksikan meningkat menjadi 313 juta pada tahun 2040. Selain itu diabetes juga merupakan penyebab kematian kesembilan pada wanita di seluruh dunia, menyebabkan 2,1 juta kematian setiap tahunnya
Baca juga: Sering Keputihan Hati Hati Diabetes
HE. Rasmus Abildgaard Kristensen, Duta Besar Denmark untuk Indonesia yang juga hadir menceritakan, di negaranya diabetes juga menyerang lebih dari 5,5 juta orang.
Denmark berkomitmen untuk menetapkan target dalam memperluas kerjasama dengan Indonesia baik di bidang kesehatan dan juga dalam kerjasama antar pemerintahan, maupun dalam kemitraan publik.
“Semuanya dimulai dengan membangun kesadaran. Dimulai dari wanita yang merupakan garda depan akan pengaturan konsumsi nutrisi yang cukup serta pengaruh kebiasaan gaya hidup serta pola makan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, wanita berpotensi mendorong pencegahan tingginya angka penderita diabetes dari rumah tangga dan sekitarnya.’
Sementara Morten Vaupel , Vice President & General Manager of PT Novo Nordisk Indonesia mengatakan, “Novo Nordisk Indonesia melakukan upaya-upaya mulai dari edukasi dan komunikasi bagi pasien hingga peningkatan kapasitas para praktisi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.”
Khusus pada tahun ini, sesuai dengan tema, Novo Nordiks akan mengomunikasikan pentingnya akses yang terjangkau dan merata bagi semua wanita yang berisiko ataupun penyandang diabetes agar mendapat pengobatan yang dibutuhkan. (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR