Pasalnya, di masa kecil, anak-anak membutuhkan stimulasi dan sosialisasi di dunia yang nyata, seperti bermain dan bercengkrama satu sama lain.
Di sisi lain, American Academy of Pediatrics (AAP) baru-baru ini merilis temuan dari studi komprehensif tentang dampak sosial media terhadap anak-anak dan keluarga.
Jejaring sosial sedang meningkat, dan penelitian menemukan bahwa 22% remaja masuk ke situs media sosial favorit mereka lebih dari 10 kali sehari, dan 75% memiliki telepon seluler.
Penyakit ini juga disebut "depresi Facebook" (fenomena baru di mana "berhadapan dengan teman" dan penindasan online mengarah pada gejala depresi), paparan konten yang tidak pantas, dan menulis pesan tentang seks.
Seorang ahli saraf terkemuka dari Inggris, Baroness Susan Greenfield mengatakan sosial media memiliki efek buruk pada kematangan emosional anak-anak, membuat mereka memiliki mental seperti anak berusia tiga tahun.
Menurutnya, terlalu sering menggunakan media sosial dan video game membuat anak-anak tidak dapat berkomunikasi satu sama lain dan berpikir untuk diri mereka sendiri.
Ini terjadi karena mereka terus mencari sesuatu untuk mengalihkan perhatian mereka.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Source | : | Kompas.com,Nakita.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR