Nakita.id.- Dalam studi yang belum lama ini hasilnya diluncurkan oleh Kemenkes , Indonesia masuk dalam 10 negara besar dalam kasus diabetes terbanyak di dunia, berada dalam peringkat ke-6.
Bukan peringkat yang menggembirakan memang, sebab itu berarti diabetes masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Di 2019 Kemenkes Siapkan Aplikasi Diabetes di Ponsel
Menurut Global Health Data Exchange, status kesehatan Indonesia tengah memasuki tahap transisi dari era penyakit menular menuju penyakit tidak menular.
Penyakit jantung, diabetes dan penyakit ginjal kronis adalah contoh penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan mortalitas, morbiditas dan beban pembiayaan di Indonesia.
Faktanya, diabetes sendiri memiliki kaitan erat dengan penyakit jantung, di mana komplikasi utama dari diabetes adalah adanya komplikasi pada sistem kardiovaskular.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Sembelit, Kapan Dianggap Berbahaya? Ini Tandanya
Bagi penderita diabetes atau kelebihan zat gula dalam darah, pola dan jenis makan merupakan salah satu faktor penting.
Sebab, semakin banyak makanan dengan kandungan zat tepung dan zat gula yang tinggi pada saat ini.
Banyaknya jenis makanan ini membuat seseorang kadang tidak menyadari sedang mengonsumsi makanan tinggi gula tersebut.
Alhasil, kadar gula darah meningkat yang dapat meningkatkan risiko diabetes.
Baca Juga : Moms Gemuk Ingin Lakukan Yoga? Ini Panduan Memilih Gerakan Yang Aman
Penyakit diabetes sering kali dianggap sebagai penyakit silent killer karena memang tidak langsung membunuh secara cepat seperti penyakit kanker.
Namun efek buruknya bisa merusak tubuh secara perlahan.
Selain mengurangi makanan yang tinggi zat gula dan zat tepung serta mengatur pola makan dengan benar, ternyata ada satu lagi senjata alami untuk mengatasi diabetes.
Menurut beberapa penelitian yang dikutip dari The Daily Sabah duo zat biotin dan kromium pikolinate mampu mengontrol kadar gula darah seseorang dan dapat menjadi salah satu jalan keluar dari diabetes ini.
Biotin sebenarnya adalah vitamin B yang larut dalam air atau yang biasa disebut dengan vitamin H.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Semangkuk Sup Ayam di Musim Hujan, Bantu Redakan Gejala Flu
Biotin sendiri memiliki fungsi untuk membantu metabolisme protein, asam lemak, leusin, dan karbohidrat yang nantinya akan diubah menjadi energi.
Selain berbagai hal itu, biotin juga memiliki fungsi sebagai proses glukoneogenesis dalam pembentukan glukosa.
Makanan yang mengandung biotin antara lain cokelat, wortel, stroberi, sayuran hijau, dan gandum.
Baca Juga : Rendah Karbohidrat vs Rendah Lemak, Mana Lebih Cepat Bikin Langsing?
Sedangkan kromium pikolinate adalah zat alami yang berperan menjaga fungsi normal hormon insulin dalam proses metabolisme.
Jenis makanan yang mengandung kromium adalah brokoli, kacang polong, kentang, apel, dan daging sapi.
Meski memiliki manfaat, disarankan untuk mengonsumsi kromium hanya sebanyak 200mcg per hari.
Baca Juga : Studi: Hamil Pertama Sebelum Usia 25 Perkecil Risiko Kanker Payudara
Jika terlalu banyak mengonsumsi kromium, maka bisa menyebabkan sulit buang air kecil, mimisan, hingga insomnia. (*)
Source | : | The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR