Nakita.id - Tindakan memberikan label pada anak seringkali tidak disadari orangtua.
Pelabelan negatif, seperti si cengeng, si pemarah, si tukang ngambek, akan memengaruhi konsep anak terhadap dirinya.
“Ooo ternyata aku cengeng ya.”
Setelah pelabelan itu melekat padanya, ia pun berperilaku sesuai yang dilabelkan itu, dan anak pun benar-benar menjadi cengeng, pemarah atau suka ngambek.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Anak Bisa Jadi Rendah Diri, Ini Solusi Jika Moms Terlanjur Labeli Si Kecil
Pelabelan adalah semacam penguatan pada diri anak bahwa dirinya memang seperti itu.
Jika orangtua tidak tepat memilah kata yang akan diucapkan pada anaknya, hal tersebut dikhawatirkan akan mengarah pada tindakan labelling.
Terutama jika orangtua sering mengucapkan kata-kata negatif untuk mendeskripsikan sifat anak.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Si Kecil Bisa Jadi Minder atau Perfeksionis, Ini Indikator Moms Labeli Anak
Misalnya menyebut anak 'nakal', 'malas', dan 'bodoh'.
Perilaku labelling ini pun rupanya bisa terjadi dalam bentuk lain yang tak disangka.
Selain itu labelling pun tidak melulu negatif namun juga ada yang positif.
Namun keduanya tetap mempunyai dampak.
Baca Juga : Nggak Perlu Nge-Gym! Cukup #5MenitAja di Rumah Untuk Ciptakan Bokong Aduhai
Selain dampak positif, ada juga dampak negatif terhadap konsep diri anak.
Rupanya bila dilakukan terus menerus seorang anak bisa terbatasi eksplorasinya.
Misalnya ketika ia tengah dilabel positif sebagai seorang yang pintar menari.
Ia memang akan termotivasi untuk terus berlatih menari.
Baca Juga : Siapa Sangka, Menyusui Mengurangi Resiko Penyakit Alzheimer Wanita
Namun, dalam waktu yang sama dirinya akan terbatasi karena mungkin dirinya memiliki potensi terpendam lain yang bisa dikembangkan, lebih dari menari.
Pada usia 3-5 sedang terjadi pembentukan karakter pada diri anak.
Untuk itu diperlukan banyak pengalaman positif agar terbentuk karakter yang positif pula.
Sebaliknya, akumulasi pengalaman negatif akan menjadi pupuk bagi sikap yang rapuh.
Baca Juga : Sering Kedutan? 4 Perawatan Mata ini Dapat Dilakukan di Rumah
Jadi, kalau ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan tenang, segera perbaiki cara orangtua menanggapi perilakunya.
Tekankan perhatian orangtua pada sikap positif anak.
Dengan begitu ia akan tahu bahwa untuk mendapatkan tanggapan yang baik dari orangtua, ia harus bersikap positif, bukan sebaliknya.
Baca Juga : 4 Makanan yang Harus Dihindari Penderita GERD dan Asam Lambung, Catat
Perkataan yang sering terjadi tersebut justru bisa membuat anak berontak.
Khususnya ketika anak merasa dirinya sedang tidak menyukai atau sependapat dengan ibunya.
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR