Nakita.id - Labelling atau pemberian julukan pada Si Kecil berdasarkan perilaku tertentu yang ia lakukan justru paling sering terjadi di rumah.
Labelling yang terjadi di rumah bisa jadi adalah labelling pertama yang Si Kecil terima dalam hidupnya.
Labelling membuat Si Kecil memiliki stigma atas diri sendiri berdasarkan penilaian lingkungan sekitar dan akan berpengaruh dalam pembentukan karakternya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Pernah Tak Sengaja Melabeli Anak, Enno Lerian Sadar Itu Bukan Hal yang Bijaksana
Padahal menurut psikolog anak, remaja dan keluarga, Roslina Verauli, MPsi., secara klinis, labeling adalah sesuatu yang diberikan untuk memberikan diagnosis karena anak memberikan gejala-gejala tertentu.
“Namun sayangnya label yang biasa kita berikan untuk masalah klinis, sering disalahgunakan di luar sana,” ujar Roslina saat diwawancarai Nakita.id di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Rabu (9/1/2019).
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Hindari Labelling, Ibnu Jamil Pilih Berikan Motivasi pada Anak
Banyak orangtua melakukan labelling awalnya karena tidak sengaja.
Emosi yang meluap-luap saat marah dan perasaan lelah menjadi kombinasi yang memicu Moms melakukan labelling pada anak.
Seperti pengalaman Dewi Puspa Anggraeni (33) yang mengaku pernah tanpa sengaja melabeli anak laki-lakinya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Ajak Dads Terapkan No Labelling di Rumah Yuk, Moms!
Bagi Dewi, anaknya merupakan tipe yang cuek dan tidak peduli saat diberitahu oleh orangtuanya.
Suatu kali karena terbawa emosi Dewi pun mengucapkan kata “pemalas” pada anaknya, padahal Dewi mengerti kalau labelling akan memiliki dampak yang tidak baik pada Si Kecil.
Untuk mengatasi kejadian tersebut, Dewi mengajak Si Kecil untuk duduk bersama dan bicara baik-baik tentang alasan Dewi berucap seperti itu.
Baca Juga : #Lovingnotlabelling: Usia 3-5 Tahun Si Kecil Sedang Membentuk Karakter, Jangan Diberi Label!
“Anak perlu tahu sebab akibat saat dia melakukan kesalahan. Orangtua pun harus mengerti sejauh mana anak bisa paham saat kita marah. Jika terlanjur melabeli anak, beri ia alasan kenapa label itu bisa sampai terucap,” tutur Dewi.
Menurut Dewi, komunikasi adalah hal terpenting dalam hubungan orangtua dan anak.
Setiap harinya Dewi selalu menyisihkan waktu setidaknya satu kali untuk bicara tentang pengalaman Si Kecil hari ini, agar ia memahami perilaku anaknya baik di dalam maupun di luar rumah.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Psikolog Anak Jelaskan Dampak Moms Berikan Label Buruk untuk Si Kecil
Sependapat dengan Moms Dewi, Ibu dari seorang balita, Linda Wahyuni (29) juga merasa saling memahami adalah kunci agar tak terjadi labelling di rumah.
Meski belum pernah punya pengalaman melabeli Si Kecil, Linda memahami bagaimana labelling bisa berdampak pada psikis anak.
Pasalnya, saat kecil Linda juga pernah diberi label yang tidak mengenakan dari orang-orang disekitar tentang postur tubuhnya dan rasa tidak nyaman itu masih terbawa sampai kini ia sudah berumah tangga.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Pujian Moms untuk Si Kecil Ternyata Bisa Menjurus ke Labeling
Labelling yang dilakukan orang tua pada anak juga kerap terjadi di lingkungan sekitar Linda.
“Saya orangtua baru, jadi masih banyak belajar dari pengalaman orangtua lain supaya jangan sampai melakukan kesalahan melabeli anak saya nanti,” ucap Linda.
Dari proses mengamati tersebut, Linda belajar kalau orangtua perlu menyesuaikan diri dan memahami Si Kecil.
Baca Juga : Ikuti Sesi #LovingNotLabelling , Orangtua Akui Masih Sering Lakukan Labelling Pada Anak
Orangtua jika dibandingkan dengan Si Kecil, menurut Linda, tentu tidak sama pemahamannya saat diberi label terutama label yang negatif.
Perilaku Si Kecil yang kurang bisa dipahami orangtuanya seringkali membuat orangtua hilang kesabaran.
Untuk itu menurut Linda, orangtua yang perlu berhati-hati dalam mengolah ucapannya karena kata-kata orangtua nanti akan membentuk karakter Si Kecil di masa depan.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, Berikut Ilmu, Manfaat dan Keseruan yang Didapat di Acara Coaching Clinic Hypnotalk
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR