Nakita.id - Ifan Seventeen baru-baru ini ramai dijodohkan dengan Juliana Moechtar, istri dari mendiang gitaris Seventeen, Herman Sikumbang.
Melansir Tribun Timur, perjodohan antara Ifan Seventeen dan Juliana Moechtar diawali oleh unggahan Juliana di Instagram.
Pada unggahan tersebut tampak anak-anak Juliana Moechtar dan Herman tengah dirangkul oleh Ifan Seventeen.
Anak Juliana dan Herman diisyaratkan memang akrab dengan Ifan melalui unggahan tersebut.
Unggahan itu pun malah ramai oleh komentar warganet.
Tak disangka, malah banyak warganet yang mendoakan agar Ifan dan Juliana berjodoh.
Keduanya memang baru saja kehilangan pasangan karena tragedi tsunami yang melanda Banten di akhir 2018 lalu.
Laman Tribun Seleb memuat jika sama-sama berduka dan kehilangan teman hidup membuat keduanya saling menguatkan.
Baca Juga : Namanya Terseret Prostitusi Online, Avriellya Shaqila Sempat Disebut Anak Durhaka Oleh Ayahnya Sendiri
Perjodohan Ifan dan Juliana itu akhirnya dikomentari oleh aktris Misteri Gunung Merapi tersebut.
Juliana telah menganggap Ifan seperti keluarga, bahkan kakaknya sendiri.
Ia memaparkan jika saat ini masih dalam suasana berduka dan tak memikirkan perihal perjodohan oleh warganet.
Mungkin hal ini pun menimbulkan pertanyaan apakah mungkin setelah kepergian pasangan, seseorang dapat kembali jatuh cinta?
Baca Juga : Model Majalah Dewasa Avriellya Shaqila Terseret Prostitusi Online Hingga Buat Kakeknya Masuk ICU
Ternyata ada penjelasan ahli untuk perihal ini Moms.
Dari laman Psychology Today, psikolog pakar pembelajaran emosi manusia, Aaron Ben-Zeev memaparkan tentang cinta usai ditinggal pasangan selama-lamanya.
Ketika menjanda atau menduda karena meninggalnya pasangan, bukan tak mungkin seseorang kembali jatuh cinta.
Bahkan mungkin untuk merasakan cinta saat masih berduka atas kepergian pasangan.
Perasaan ini mirip dengan perasaan mencintai dua orang pada satu waktu.
Namun jatuh cinta bagi Moms yang ditinggalkan pasangan adalah fenomena kompleks.
Kematian pasangan menempatkan Moms yang ditinggalkan pada situasi baru, yang mirip ketika mengalami putus cinta.
Perbedaannya situasi saat menjanda atau menduda lebih unik.
Baca Juga : Idap Kanker Darah, Permintaan Ani Yudhoyono Kepada AHY Buat Sang Anak Terharu
Kenangan dengan pasangan di masa lalu dapat memengaruhi situasi ini.
Jika hubungan berjalan positif, bahkan setelah pasangan meninggalkan dunia, perasaan cinta bisa jadi tetap berkembang.
Bukan berarti tak mungkin bagi kita yang ditinggalkan pasangan untuk mencintai orang lain.
Dari sudut pandang psikologi, Ben-Zeev memaparkan jika perasaan cinta seorang janda atau duda pada orang lain setelah kematian pasangan bisa terjadi karena adanya perbedaan bentuk cinta itu sendiri.
Sebab perasaan tersebut bersifat non-eksklusif, bukan menggantikan posisi pasangan yang telah tiada.
Memang tantangan terbesar bagi Moms yang telah ditinggalkan pasangan ialah masuk ke hubungan baru tanpa melupakan pasangan yang telah tiada.
Akan tetapi, Ben-Zeev mengingatkan jika hati dan perasaan merupakan bagian diri kita yang paling fleksibel terhadap perubahan.
Hati kita sebenarnya mampu mengakomodasi kedatangan orang-orang baru tanpa melupakan mereka yang telah meninggalkan kita.
Tentunya ini membutuhkan waktu, ditambah lagi pandangan orang lain pada janda atau duda kerap membayangi.
Baca Juga : Moms Jadi Terlihat Cantik Saat Hamil, Siapa Sangka Ternyata Ini Sebabnya!
Misalnya, anggapan seberapa cepat seorang janda atau duda boleh memiliki pasangan baru setelah ditinggalkan.
Namun kembali lagi pada diri sendiri, cepat atau lambatnya menerima kedatangan orang lain dalam hidup merupakan suatu yang layaknya dipertimbangkan oleh Moms setelah ditinggalkan.
Sebab hubungan romantis baru dapat mendatangkan semangat hidup baru usai terasa kehilangan separuh jiwa karena ditinggalkan pasangan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | psychology today,Tribun Timur,tribun seleb |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR