Melansir dari Psychology Today, pernyataan ini dieksplorasi dalam sebuah makalah dalam edisi Juni 2014 Journal of Personality and Social Psychology oleh David Yeager, Rebecca Johnson, Brian Spitzer, Kali Trzesniewski, Joseph Powers, dan Carol Dweck.
Penelitian ini melihat korelasi sederhana antara keyakinan dan stres pada siswa sekolah menengah selama tahun ajaran.
Pada awal tahun sekolah, siswa kelas sembilan diberikan kuesioner singkat tentang apakah mereka pikir kepribadian orang dapat berubah atau tidak.
Mereka juga diberi tes mengenai reaksi mereka terhadap pengucilan sosial, yang dikenal sebagai Cyberball.
Hasilnya, semakin banyak siswa yang percaya bahwa kepribadian dapat berubah, semakin sedikit pengaruh mereka dengan dikeluarkan dari Cyberball.
Selain itu, semakin banyak siswa percaya bahwa orang lain dapat berubah, semakin rendah stres mereka, semakin baik kesehatan mereka, dan semakin tinggi nilainya di akhir tahun.
Baca Juga : #LovingNotLabelling : Diberi Label Negatif Oleh Lingkungan, Seberapa Besar Dampaknya?
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR