Nakita.id - Jahe selama ini dikenal sebagai rempah yang memiliki banyak manfaat.
Kandungan jahe terbukti ampuh mengatasi gangguan pencernaan, flu, dan batuk kronis.
Di Indonesia sendiri jahe dianggap seperti tanaman ajaib yang bisa menyembukan aneka penyakit.
Namun Moms tak boleh salah kaprah dalam mengonsumsi jahe.
Baca Juga : Mengonsumsi Jahe Saat Hamil, Ketahui Manfaat dan Efek Sampingnya
Biarpun dikenal ajaib dan obat segala penyakit, laman NDTV menjelaskan adanya kondisi-kondisi tertentu di mana Moms sebaiknya tidak mengonsumsi jahe.
Jika Moms tetap mengonsumsi jahe dengan kondisi tersebut, justru dampaknya merugikan bagi kesehatan.
Maka sebaiknya Moms mengetahui dalam kondisi apa saja yang tak diperbolehkan mengonsumsi jahe.
Ini 4 kondisi di mana Moms sebaiknya menghindari konsumsi jahe.
Baca Juga : Komedian Nur Tompel Meninggal Dunia Karena Flek Paru-paru, Ini 8 Makanan yang Sehat untuk Paru
1. Berat badan di bawah angka ideal
Jahe dikenal sebagai rempah yang sangat baik membantu menurunkan berat badan.
Kandungan jahe mampu meregulasi enzim dalam sistem pencernaan.
Dampaknya ialah dapat menurunkan nafsu makan sehingga Moms lebih mudah menurunkan berat badan.
Akan tetapi jika berat badan Moms justru kurang dari angka ideal, sebaiknya Moms menghindari konsumsi jahe apalagi dengan berlebihan.
Baca Juga : Menurut Sains, Bayi yang Lahir di Bulan Maret Sangat Spesial, Ini Alasannya
Jika Moms memiliki indeks massa tubuh (BMI) di bawah angka ideal dan terus mengonsumsi jahe, ini dapat menimbulkan efek samping berbahaya.
Nafsu makan Moms akan semakin turun dan memicu rambut rontok serta defisiensi vitamin.
Selain itu jika kondisinya makin parah Moms akan menemukan siklus haid tak beraturan.
2. Kelainan kondisi darah
Penderita kelainan darah seperti hemofilia sebaiknya menghindari konsumsi jahe.
Jahe selama ini direkomendasikan untuk memperlancar sirkulasi darah.
Namun jika Moms menderita hemofilia, jahe bukan pilihan tepat sebagai rempah yang Moms konsumsi dengan rutin.
Sebab penderita hemofilia akan mengalami kesulitan pembekuan darah.
Konsumsi jahe berlebihan bisa memicu pendarahan serius karena sirkulasi darah yang meningkat drastis pada penderita hemofilia.
3. Hamil tua
Pada masa awal-awal kehamilan, memang jahe boleh dikonsumsi.
Terutama jika Moms mengalami mual-mual yang ekstrem.
Konsumsi jahe dapat membantu mengurangi kondisi tak nyaman tersebut.
Akan tetapi pada trimester terakhir sebaiknya Moms tidak mengonsumsi jahe.
Baca Juga : Selain Cegah Dehidrasi Pada Ibu Hamil, Jus Stroberi Sehatkan Mata
Sebab mengonsumsi jahe ketika hamil tua dapat menimbulkan dampak buruk.
Antara lain kontraksi sebelum waktunya hingga kelahiran prematur.
4. Menjalani pengobatan diabetes atau darah tinggi
Jika Moms tengah menjalani pengobatan untuk diabetes dan tekanan darah tinggi, maka jahe adalah makanan yang sebaiknya dihindari.
Kandungan dalam jahe akan menghambat kinerja beberapa obat-obatan yang biasa digunakan pada penderita diabetes dan tekanan darah tinggi.
Antikoagulasi dan insulin, dua jenis obat-obatan ini sebaiknya tak bereaksi dengan jahe.
Sebab jahe selama ini dikenal dapat mengencerkan darah dan mengatur tekanan darah.
Walau terlihat baik untuk mengatasi penyakit, tapi interaksi kandungan jahe dengan obat-obatan tersebut justru mengakibatkan efek yang tidak diinginkan.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | NDTV |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR