Jika kita bersama seseorang yang terlalu suka mengkritik, menurut Brown, maka kemungkinan kita memiliki hubungan yang beracun.
Saat kita berada dalam situasi ini, kita perlu bertanya pada diri sendiri apa alasan yang membuat kita bertahan dengan pernikahan ini.
"Jangan menyusahkan diri sendiri jika kamu menjadi subjek kritik. Kemungkinan besar masalahnya bukan berada pada dirimu," kata Dr. Simonsen.
Menurutnya, bisa saja ini tentang pasangan kita dan sesuatu yang terjadi dengannya.
"Semakin sering kita menolerir kata-kata negatif tersebut, semakin besar kemungkinannya hubungan kita berakhir," ucapnya.
6. Antara kita atau pasangan menyimpan dendam
Marah kepada pasangan adalah hal yang normal ketika kita merasa kecewa dengannya.
Namun, menyimpan amarah itu sebagai dendam adalah racun bagi hubungan.
"Masalahnya adalah bahwa perasaan dendam ini seperti karat," kata Dr. Brown.
Dendam tersebut bisa secara diam-diam mengikis kemampuan kita untuk mempercayai pasangan kita.
Brown menyarankan kita untuk mengatasi dendam dengan membiarkan pasangan tahu bagaimana perasaan kita.
Kita bisa melakukannya dengan meluangkan waktu bersama atau bersentuhan satu sama lain untuk membantu menyelesaikan apa pun dendam yang ada di hati.
"Tidak apa-apa untuk marah satu sama lain, tetapi kebencian bisa merusak. Kunci untuk hubungan yang langgeng adalah menerima dan melalui kemarahan itu daripada memendamnya sampai muncul dengan cara yang merusak," kata Paul Hokemeyer, selaku psikoterapis klinis.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR