Dokter Wati mewanti-wanti pada Moms dan Dads bahwa makan itu harus menyenangkan dan menghibur.
Menyenangkan dan menghibur Dokter Wati mengibaratkan ketika Moms dan Dads datang ke restoran lalu makan dengan suasana yang menyenangkan dan cocok.
"Sekarang saya tanya, waktu kita bilang sama anak kita yang satu tahun atau sembilan bulan, 'yuk makan sekarang sudah waktunya makan'.
Menurut Dads dan Moms, apakah dibenak mereka ada perasaan excitement yang sama?
Baca Juga : Apakah Memberikan Anak Makan Ikan Dapat Membuat Tidur Lebih Nyenyak? Ini Jawabannya
Jadi aktivitas yang sama 'makan' tetapi menimbulkan persepsi yang berbeda," kata Dokter Wati.
Menurut Dokter Wati, kita kerap meremehkan pada bayi, seolah-olah mereka bukan manusia.
Kita kerap memberikan makanan yang menurut kita sehat, ada tempe, ada hati ayam, ada sayur, ada nasi, semua yang bergizi sudah dituangkan.
"Tetapi kita lupa kalau bayi punya perasaan. Saya suka nanya, 'bapak doyan apa? sayur asam', bagaimana kalau satu minggu tiga kali sayur asam? Saya beli di luar dok. Bapaknya bisa membeli di luar, anaknya?"
Sebelumnya Moms perlu mengetahui tujuan makan pada dewasa, remaja, dan bayi yaitu membuat kenyang.
Bagi Moms makan nasi, ikan asin, dan sambal sudah cukup namun saat kita memberikan makanan tersebut ke bayi, tidak boleh karena gizinya tidak seimbang.
Artinya, pemilihan jenis makanan pada makanan bayi perlu diperhatikan kadar gizinya.
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR