Nakita.id - Pertanyaan bolehkah ibu hamil berpuasa lebih mengerucut lagi, bagaimana bila hamil tua puasa?
Pertanyaan hamil tua puasa ini banyak dilontarkan oleh ibu hamil pada trimester ketiga kehamilan, karena mereka khawatir janinnya tidak terpenuhi kebutuhan nutrisinya karena berpuasa.
Untuk itu, pertanyaan bolehkah hamil tua puasa itu terkait erat dengan asupan gizi saat berpuasa.
Gizi ini diperlukan tidak hanya untuk menjaga kondisi ibu, tapi juga kehamilan dan tumbuh kembang janin.
Kabar baiknya, melihat kondisi ibu hamil di trimester 3, sebenarnya gizi ibu hamil bisa diasup secara maksimal.
Baca Juga : Hamil Tua Puasa : Ini Panduannya Agar Puasa Aman dan Nyaman
Mengapa? Sebab, saat hamil tua, ibu umumnya sudah tidak lagi mengalami mual dan muntah.
Ia bisa makan dan tidur dengan tenang dan nyaman.
Ibu juga bisa menyantap makanan lezat dan sehat apa saja.
Berbagai gangguan yang kerap menyerang di masa awal kehamilan seperti sakit kepala, pusing, dan lainnya semakin mereda.
Untuk itu, ibu hamil tua dibolehkan untuk berpuasa, asal memerhatikan asupan gizi yang tepat.
Sejatinya, ibu hamil memerlukan asupan gizi terbaik untuk pertumbuhan janinnya.
Meski begitu, tidak berarti ibu hamil pantang berpuasa.
"Jika keadaan gizi si ibu cukup baik, puasa tak jadi halangan baginya. Sebab, puasa
tidak akan mengganggu kesehatan janin selama ibu memperhatikan gizi makanannya," terang dr. Achmad Mediana, SpOG dari RS Gandaria, Jakarta Selatan, seperti tertulis di nakita edisi 462.
Baca Juga : Tidur Nyenyak dan Berkualitas Saat Hamil Tua, Perhatikan 4 Hal Ini
Yang jelas, untuk memutuskan hamil tua puasa, ibu harus dalam keadaan sehat alias tidak ada keluhan penyakit.
Baik karena kehamilannya maupun penyakit di luar kehamilan, yang mengharuskan minum obat secara teratur, seperti kencing manis.
Seperti dijelaskan Achmad, puasa sifatnya hanya mengubah pola makan.
Jika di hari-hari biasa makan dilakukan pada pagi hingga malam hari, maka saat puasa menjadi dari petang hingga menjelang subuh.
"Jika sehari makan 3 kali, tak ada salahnya dalam puasa ini juga dilakukan 3 kali, yaitu saat berbuka, sesudah salat tarawih, dan sahur. Porsi hariannya juga jangan diubah."
Dengan demikian, kecukupan gizi si ibu hamil tak akan berkurang karena tetap sama dengan saat ia tidak berpuasa. "Dengan cukup gizi, di dalam darah ibu terkandung zat-zat makanan yang lengkap, yang nantinya akan diserap plasenta dan disalurkan ke janin."
Selain itu, lanjut Achmad, puasa tidak membuat suplai darah menurun drastis. "Peredaran darah akan berlanjut terus sehingga suplai makanan ke janin juga akan tetap terjamin selama gizi ibunya baik."
Pada pagi hari, selama ibu hamil berpuasa, janin akan memakai cadangan makanan yang ada dalam simpanan ibunya.
Baca Juga : Raisa Andriana Dapat Kejutan Baby Shower dari Suami, Penampilannya Tetap Memukau Saat Hamil Tua!
Selanjutnya, gizi itu akan terisi kembali pada malam harinya.
Dengan demikian, suplai makanan ke janin juga tidak akan berkurang. "Lain halnya
jika ibunya malnutrisi atau Status gizi yang baik bisa dinilai dengan beberapa kriteria.
Salah satunya, "Dapat dipantau dari perkembangan berat badan ibu hamil." Dengan melakukan penimbangan berat badan (BB) secara berkala dan pemeriksaan kadar hemoglobin, maka kesehatan ibu hamil bisa dipantau dengan baik.
Peningkatan BB selama hamil pada umumnya berkisar antara 10-12,5 kg. "Biasanya terjadi
perubahan BB 1-2 kg selama trimester I. Setelah kehamilan 10 minggu, penambahan BB rata-rata 0,35-0,40 kg per minggu."
Perlu diketahui, ibu hamil dengan penambahan BB yang kurang selama kehamilan, mempunyai risiko melahirkan bayi dengan BB lahir rendah.
Cara lain untuk melihat status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur lingkar lengan atas.
Apabila lebih dari atau sama dengan 23,5 cm menunjukkan keadaan gizi normal.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Kiat Agar Ibu Hamil Tua Bisa Tidur Nyenyak!
Tapi jika kurang dari 23,5 menunjukkan kurus.
Namun demikian, saran Achmad, sebaiknya ibu hamil melakukan uji coba berpuasa.
"Coba dulu. Kalau tidak kuat, boleh batal. Karena keluhan itu tidak bisa diukur. Bisa saja walau merasa kuat, ibu mengalami keluhan dan akhirnya harus membatalkan puasa."
Meski begitu, ibu hamil tua yang menjelang melahirkan tidak dianjurkan untuk
menjalankan ibadah puasa.
Soalnya ibu memerlukan energi ekstra untuk melahirkan si buah hati.
Memaksakan diri untuk berpuasa hanya akan memperbesar peluang terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pingsan, persalinan "macet" lantaran tak ada energi atau malah perdarahan hebat.
Sudah jelas kan Moms, asupan gizi tepat bila hamil tua puasa?
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR