Ya, label semacam itu mengubah perspektif kita tentang warna.
Label membentuk lebih dari persepsi kita tentang warna; mereka juga mengubah cara kita memandang target yang lebih kompleks, seperti manusia.
Jennifer Eberhardt, seorang psikolog sosial di Stanford, dan rekan-rekannya menunjukkan kepada mahasiswa berkulit putih sebuah foto seorang pria yang secara ambigu rasial, dapat masuk ke dalam kategori "putih" atau kategori "hitam".
Pada separuh siswa, wajah itu digambarkan sebagai milik seorang pria kulit putih, dan untuk separuh lainnya digambarkan sebagai milik seorang pria kulit hitam.
Baca Juga : Jangan Konsumsi Makanan Ini Sebelum Tidur, Bikin Tidur Tak Nyenyak!
Dalam satu tugas, eksperimen meminta siswa untuk menghabiskan empat menit menggambar wajah saat duduk di layar di depan mereka.
Meskipun semua siswa melihat wajah yang sama, mereka yang cenderung percaya bahwa ras adalah karakteristik manusia yang berurat berakar yang cocok dengan stereotip yang terkait dengan label.
Label rasial membentuk lensa melalui dengan siswa melihat pria itu, dan mereka tidak mampu melihatnya secara terpisah dari label itu.
Ini membuktikan setelah kita melabeli sesuatu, pandangan kita pun akan terpengaruh memercayai label tersebut.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Psychology Today |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR