Nakita.id - Tak jarang ketika orang tua sedang menasihati anak-anaknya akan membandingkan dengan anak lain.
Mungkin maksudnya adalah agar Si Kecil bisa mencontoh sifat atau perilaku dari anak lain ya.
Melansir dari Kompas.com, menurut psikolog bernama Kathy Seal, sikap suka membanding-bandingkan tersebut adalah hal yang normal.
Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected
Bahkan ia menyebutnya sebagai insting bertahan hidup alami manusia.
"Kita memang terprogram untuk mendorong mendorong anak-anak berkompetisi. Bahkan, anak-anak di zaman nenek moyang kita harus kuat agar bisa bersaing dalam berburu. Karena itu hal yang natural jika kita anak kita punya keterampilan yang lebih," kata penulis buku Pressured Parents, Stressed-out Kids: Dealing With Competition While Raising a Successcufl Child ini.
Baca Juga : Pria Ini Cabuli Anak Tirinya yang Berkebutuhan Khusus Selama 2 Tahun, Alasannya Buat Geleng Kepala
Namun jangan sampai ketika Moms membandingkan Si Kecil malah mematahkan kepercayaan dirinya.
Pasalnya, ada loh Moms anak yang jika dibandingkan bukannya semangat malah menjadi tak percaya diri dengan kemampuannya, sehingga pahami karakter Si Kecil ya.
Namun, bukan berarti membandingkan itu dilarang ya, sebaiknya bandingkanlah anak dengan anak lain dengan penyampaian yang tepat.
"Lebih baik langsung sampaikan kekurangannya apa. Karena sering mendengar perbandingan bisa memengaruhi kepercayaan diri mereka," jelas Psikolog klinis Liza M. Djaprie dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga : Terkuak, Wijin Belum Mencintai Gisel, Denny Darko: 'Ada yang Disembunyikan Oleh Wijin'
Misalnya, ketika anak tidak berhasil menyelesaikan target sesuai usia sekolah, maka sebaiknya anak dibimbing dan disemangati untuk menjadi lebih baik.
Setiap anak pasti memiliki kemampuan masing-masing dalam tumbuh kembang.
Bisa saja, Si Kecil kurang mahir dalam satu hal namun di bidang lain ia memiliki bakat lebih.
Baca Juga : Psikolog Bongkar Hubungan Ayu Ting Ting dan Ivan Gunawan Melalui Bahasa Tubuh, Sudah Jadian?
Mungkin apa yang dianggap orang tua baik belum tentu baik dan dibutuhkan oleh anak sehingga pertimbangkan pula kemampuan Si Kecil ya Moms.
Jangan sampai membandingkan Si Kecil dengan anak orang lain membuat Moms menjadi salah satu orang tua yang menerapkan pola hyper parenting.
Menurut Kepala Sekolah Dasar Olifant Jogjakarta, Mariana Hastuti, dikutip oleh Kompas.com dari Sahabat Keluarga Kemendikbud, hyper parenting merupakan usaha yang dianggap "baik" dan dilakukan orang tua dalam pola pengasuhan, tujuannya untuk memberikan stimulasi "positif" kepada anak tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau kemampuan anak tersebut.
Baca Juga : Denny Darko Sebut Syahrini Dalang dari Perubahan Perilaku Reino Barack, Terungkap Fakta di Baliknya
Salah satu dampak pola asuh hyper parenting yaitu membuat anak tidak bahagia karena tertekan dengan berbagai tuntutan dari orang tua.
Jadi, sebaiknya Moms jangan sering membandingkan Si Kecil dengan anak lain ya, boleh membandingkan namun dengan cara yang tepat agar tak membuatnya minder atau tertekan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR