Hasil uji DNA tersebut yang kemudian diterbitkan dalam British Journal of Anesthesia yang mengungkapkan dua mutasi yang secara bersamaan menekan rasa sakit dan kecemasan dan di sisi lain meningkatkan rasa senang, penyembuhan luka, dan kehilangan ingatan.
Arti temuan tersebut
Para peneliti mengatakan penemuan ini dapat membantu menyoroti peran genetika dalam manajemen nyeri - dan percaya mungkin ada lebih banyak orang yang memiliki mutasi yang sama.
Baca Juga : Tatapan Terpana Rafathar Saat Gempi Nyanyi Bikin Baper Warganet: 'Kok Sedih Ya'
"Orang-orang dengan kepekaan yang langka terhadap rasa sakit dapat berharga untuk penelitian medis seiring dengan kita mempelajari bagaimana mutasi genetik mereka berdampak pada bagaimana mereka mengalami rasa sakit," kata peneliti utama studi tersebut, James Cox.
"Kami berharap bahwa seiring waktu, temuan kami dapat berkontribusi pada penelitian klinis untuk rasa sakit dan kecemasan pasca operasi, dan kemungkinan nyeri kronis, PTSD dan penyembuhan luka, mungkin melibatkan teknik terapi gen," imbuhnya.
Lebih lanjut, Devjit Srivastava, penulis utama makalah ini, menegaskan bahwa implikasi temuan ini sangat besar.
"Temuan ini mengarah pada penemuan baru penghilang rasa sakit yang berpotensi menawarkan penghilang rasa sakit pasca operasi dan juga mempercepat penyembuhan luka," ujarnya.
"Kami berharap ini dapat membantu 330 juta pasien yang menjalani operasi secara global setiap tahun," sambung Srivastava.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mutasi Gen Langka Bikin Perempuan Ini Tak Rasakan Sakit dan Sembuh Cepat")
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR