Nakita.id - Kadang tingkah laku Si Kecil memang tak bisa ditebak, mungkin melakukan sesuatu yang berbeda dengan nilai-nilai ajaran orang tua.
Misalnya berbohong, melansir laman Live Strong, anak mulai bisa mengatakan kebohongan pada usia tiga tahun.
Ketika Moms mendapati Si Kecil berbohong, tentunya ada rasa kecewa, mungkin emosi pun meledak sehingga Moms marah.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Namun hati-hati dalam menghadapi kebohongan anak, jika Moms sampai menyebutnya sebagai ‘pembohong’ dampaknya bisa fatal.
Melabeli anak seorang pembohong, menurut psikolog asal Amerika Serikat, Phil McGraw, justru memperburuk keadaan.
Alih-alih menimbulkan rasa menyesal dan akan menghindari berbohong, Si Kecil justru akan menganggap ‘pembohong’ sebagai identitasnya dan membuatnya lebih mudah berbohong.
Anak tak akan berbohong tanpa alasan, maka Moms perlu memahami alasan Si Kecil berbohong.
Baca Juga : Menabung Juga Merupakan Pendidikan Penting, Kenalkan Pada Anak Sejak Usia Dini
Ada beberapa alasan umum bahwa anak-anak bisa berbohong, termasuk rasa takut mendapat masalah, rasa takut ditolak, harga diri rendah, kebutuhan untuk perhatian, atau untuk berimajinasi.
Anak-anak juga berbohong jika merasa terjebak. Sama seperti orang dewasa, anak-anak dapat panik dan terpaksa berbohong untuk menghindari konsekuensi langsung.
Baca Juga : Moms, Jangan Percaya Mitos Orgasme Ini! Bisa Memperburuk Pernikahan
Tetapi tidak seperti orang dewasa, mereka mungkin tidak memiliki kemampuan kognitif untuk memahami bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah pilihan terbaik - terutama jika mereka masih sangat muda.
Setelah memahami mengapa Si Kecil berbohong, Moms dapat mengajarinya untuk menjauhi tindakan itu.
Misalnya, jika anak berbohong untuk mendapatkan perhatian, fokuslah untuk mengakui perilaku yang sesuai dan menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.
Salah satu cara mendorong anak menjadi jujur adalah berbicara tentang bagaimana kesalahan adalah peluang untuk belajar.
Bagi anak-anak kecil, banyak kebohongan dilakukan merespon kesalahan yang mereka buat.
Tindakan mereka tidak harus disengaja, kemungkinan besar mereka hanya lupa atau impulsif.
Ketika mereka ditanyai tentang alasan mereka berperilaku dengan cara tertentu, mereka mungkin menggunakan kebohongan.
Moms dapat mengajari mereka cara membuat pilihan yang tepat dengan menunjukkan kepada mereka betapa pentingnya menjadi jujur.
Baca Juga : Sering Dibuang, Ternyata Biji Nangka Bisa Melancarkan Buang Air Besar
Ketika ia berbohong, ajarkan untuk memahami konsekuensinya dan perlahan buat anak paham jika lebih baik jujur walau tampaknya menakutkan.
Tegas dalam menjauhkan Si Kecil dari perilaku berbohong juga perlu lo, Moms.
Buatlah kesepakatan dengan Si Kecil, konsekuensi apa yang akan diterimanya jika ia kembali berbohong.
Tentunya berikan konsekuensi sesuai usia, seperti mengurangi waktu menonton televisi.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | live strong |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR