Nakita.id - Kematian adalah rahasia yang tidak pernah diketahui.
Bisa saja kematian datang menjemput ketika sudah berumur tua, atau bahkan ketika baru saja dilahirkan.
Tapi tahukah Moms kalau hidung bisa menjadi pertanda maut akan segera menjemput?
Baca Juga : Berniat Lamar Pekerjaan untuk Pegawai Swalayan, Gadis 17 Tahun di Pontianak Berakhir Diperkosa
Seperti diketahui bersama hidung berfungsi sebagai indera penciuman.
Oleh karenanya, hidung memiliki reseptor yang mampu mendeteksi dan juga merespon berbagai macam bau dari luar tubuh manusia.
Jika hidung kita bermasalah, seperti yang paling umum pilek atau flu, maka kita tidak bisa mencium bau.
Atau paling tidak, respon kita tidak akan secepat biasanya.
Baca Juga : Sering Dilakukan Orangtua, Ucapan Sepele Ini Bikin Anak Jadi Minderan #LovingNotLabelling
Bahaya lainnya adalah mungkin kita akan cepat meninggal. Kok bisa?
Pendapat itu bukanlah omong kosong.
Hal tersebut berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine.
Dilansir dari metro.co.uk pada Minggu (5/5/2019), studi tersebut menemukan bahwa jika seseorang memiliki indera penciuman yang buruk hingga 50% maka ia lebih mungkin meninggal dalam 10 tahun ke depan.
Baca Juga : Jawab Isu Suami Muzdalifah Tidak Bekerja, Fadel Islami Kesal: 'Jelas Dia Video Call Pas Saya Meeting'
Ini lebih terfokus pada orangtua.
Menurut para peneliti, orang dewasa dengan penciuman buruk memiliki tingkat risiko kematian hingga 46% dalam 10 tahun kemudian dan 30% dalam 13 tahun mendatang.
Profesor Honglei Chen, seorang ahli epidemiologi yang memfokuskan penelitiannya pada defisit sensorik pada orang dewasa yang lebih tua, mengatakan: “Bau penciuman yang buruk menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia orang, dan ada hubungan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.”
Baca Juga : Reaksi Nagita Slavina yang Tertawa Saat Melihat Syahrini dan Reino Menuai Berbagai Komentar, Warganet: 'Gigi Ketawanya Penuh Makna'
"Penelitian kami adalah yang pertama untuk melihat alasan potensial mengapa studi ini memprediksi kematian yang lebih tinggi."
Dengan menggunakan angka-angka dari National Institute on Aging di AS, Prof Chen dan tim studinya meninjau informasi dari hampir 2.300 peserta yang berusia antara 71 dan 82 selama periode 13 tahun.
Para peserta termasuk pria dan wanita, yang menyelesaikan tes bau dari 12 bau yang umum.
Baca Juga : Nikita Mirzani Tiduran di Lantai Rumah Sakit Sembari Tunggui Anaknya yang Ada di NICU: 'Ini Bukan Settingan'
Para peneliti kemudian mengklasifikasikan peserta sebagai yang memiliki indra penciuman yang baik, sedang, atau kurang.
Ini dilakukan agar hasilnya tidak terkait jenis kelamin, ras atau faktor demografi, dan gaya hidup lainnya.
Tak hanya itu, Prof Chen juga mengatakan bahwa indera penciuman yang buruk juga bisa berakibat pada beberapa penyakit berisiko tinggi.
Baca Juga : Vicky Nitinegoro Bantah Pacari Nikita Mirzani, Video Romantis Ini Justru Bikin Geger Warganet
Misalnya, penciuman yang buruk bisa menjadi tanda awal penyakit Parkinson dan demensia, serta dikaitkan dengan penurunan berat badan.
Sebenarnya, fokus utama profesor asal Universitas Negeri Michigan ini adalah ingin memberitahu bahwa jika kalian merasa indera penciuman berkurang, maka mungkin itu tanda kesehatan kita menurun.
Sehingga para dokter bisa mengobati masalah ini sebelum menjadi penyakit yang lebih berbahaya.
Baca Juga : Jadi Sorotan, Putri Hotman Paris Nekat Debat dengan Pelayan Restoran Karena Lebihkan Tagihan Makan
"Kita perlu mencari tahu apa yang terjadi pada orang-orang ini."
“Sebab indera penciuman yang buruk mungkin merupakan tanda awal untuk kesehatan yang memburuk.”
Terutama untuk mereka yang sudah memasuki usia dewasa hingga lansia.
Karena indera penciuman yang buruk juga ditandai dengan bertambahnya usia dan implikasi kesehatan lainnya.
Terakhir, Prof Chen menambahkan bahwa jika seseorang merasa mereka memiliki masalah dalam mencium, mereka harus segera bertemu dengan dokter.
(Artikel ini sudah tayang di Intisari.id dengan judul: Awas, Indera Penciuman yang Buruk Bisa Berarti Anda Akan Segera Mati)
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | intisari |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR