Nakita.id - Penyebaran penyakit berbahaya antraks kembali ditemukan di Indonesia, kali ini menjangkiti hewan ternak di daerah Yogyakarta.
Laman Kompas.com memuat jika lima ekor sapi dan dua ekor kambing di Desa Bejiharjo, Gunungkidul, positif terjangkit penyakit antraks.
Situasi ini diketahui setelah adanya laporan pada Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, terkait hewan ternak yang mati mendadak.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Setelah diperiksa, dari sampel tanah positif jika ada spora antraks di daerah tersebut.
Berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian serta pemerintah setempat, telah dilakukan antisipasi berupa pengiriman vaksin untuk hewan ternak.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan pemantauan terhadap hewan ternak yang tidak jauh dari lokasi.
Di sisi lain, pihak dari BBVET Wates, Kementerian Pertanian, dan Dinas Pertanian dan Pangan Propvinsi DIY juga melakukan pengambilan sampel lanjutan.
Baca Juga: Ustaz Arifin Ilham Meninggal Kelenjar Getah Bening, Bumbu Dapur Murah Ini Bisa Mencegahnya
Terungkap hampir saja tiga ekor hewan yang terjangkit antraks hampir disembelih.
Tentu hal ini mengkhawatirkan, seperti melansir dari Nakita.id, dikutip dari World Organisation For Animal Health, antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri pembentuk spora Bacillus anthracis.
Antraks terjadi di semua benua dan umumnya menyebabkan kematian yang tinggi, terutama pada herbivora domestik dan liar serta sebagian besar mamalia dan beberapa spesies burung.
Baca Juga: Tampil di Atas Panggung Licin, Sindiran Agnez Mo pada Pihak Penyelenggara Jadi Sorotan
Penyakit ini adalah zoonosis yang serius, artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Melansir CDC, antraks yang menjangkiti manusia dapat menimbulkan penyakit parah, bahkan kematian jika tak dirawat dengan tepat.
Antraks dapat menyerang manusia jika spora bakterinya masuk ke dalam tubuh, biasanya melalui udara yang terhirup, konsumsi daging hewan terjangkit antraks, air, atau kontak spora dengan luka pada tubuh.
Setelah spora masuk ke dalam tubuh, mereka akan berkembang dan sepenuhnya tumbuh menjadi bakteri antraks.
Perlu diingat, antraks tidak menular seperti flu, berarti sangat langka adanya kasus penularan antraks dari sesama manusia.
Gejala antraks sendiri berbeda-beda, tergantung infeksi terjadi di bagian tubuh mana.
Jika terjadi pada kulit, gejalanya ialah timbul benjolan-benjolan yang mungkin terasa gatal, dan terjadi pembengkakan yang dapat terasa sakit.
Muncul pula luka dengan pusat berwarna hitam yang tak terasa sakit, biasanya timbul di sekitar wajah, leher, lengan, atau tangan.
Sedangkan jika bakteri menyerang organ pernapasan atau biasa disebut antraks inhalasi, gejala yang timbul antara lain demam menggigil, kesulitan bernapas, batuk, sakit kepala, mual muntah, keringat berlebih, dan kelelahan luar biasa.
Antraks pada pencernaan memiliki gejala hampir mirip dengan antraks inhalasi, gejalanya ialah demam, bengkak di kelenjar leher, sakit tenggorokan, muntah, sulit menelan, diare disertai darah, dan perut yang membengkak.
Jika menemukan gejala-gejala tersebut, baiknya segera ke rumah sakit atau dokter terdekat ya, Moms.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Source | : | cdc.gov,Kompas.com,Nakita.id |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR