Pihak Kementan sudah mengirim 2.500 dosis dalam 48 botol vaksin yang sudah disuntikkan kepada 90 sapi dan 249 kambing.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan pemantauan terhadap hewan ternak yang tidak jauh dari lokasi.
Di sisi lain, pihak dari BBVET Wates, Kementerian Pertanian, dan Dinas Pertanian dan Pangan Propvinsi DIY juga melakukan pengambilan sampel lanjutan.
Baca Juga: Ngeri! Alami Migrain Selama 3 Bulan, Dokter Temukan Hewan Menjijikkan di Dalam Sinus Pasien
Kasi Keswan dan Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul drh Retno Widyastuti mengatakan, dari 5 hewan, diketahui 3 ekor hampir mati dan disembelih.
Dua ekor lainnya lemas dan dikirim ke jagal hewan.
"Yang positif (antraks) sampel punya orang menyembelih dinyatakan postif. Jagal tanahnya negatif. Untuk tanah di tiga yang lain masih dikirim (ke laboratorium) kemarin," ucapnya.
Menurut dokter Retno, Gunungkidul baru pertama kali ditemukan kasus antraks.
Hal ini diduga karena Gunungkidul dikelilingi oleh wilayah endemik antraks.
Lalu lintas ternak terbuka, terjadi wabah penyakit antraks di ring road utara ke Pasar Ternak Siono dan Semanu.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com,World Organisation For Animal Health |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR